Senin 16 Jan 2023 11:35 WIB

Bagaimana Mungkin Maryam Ibunda Nabi Isa alaihimassalam Bisa Goyang Pohon Kurma?

Allah SWT memberikan kekuatan bagi Maryam ibunda Nabi Isa gerakkan pohon kurma

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Pohon kurma. Allah SWT memberikan kekuatan bagi Maryam ibunda Nabi Isa gerakkan pohon kurma
Foto: EPA
Pohon kurma. Allah SWT memberikan kekuatan bagi Maryam ibunda Nabi Isa gerakkan pohon kurma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kisah Maryam saat melahirkan Nabi Isa alaihissalam diabadikan oleh Allah SWT dalam Alquran. Proses awal kehamilan sampai persalinan Maryam dikisahkan dalam Alquran surat Maryam ayat 22-26.

Diceritakan bahwa saat waktu melahirkan sudah dekat, rasa sakit menjelang melahirkan membuat Maryam menuju ke bawah pohon kurma dan merasakan nyeri melahirkan. 

Baca Juga

Setelah itu, Allah SWT meminta Maryam untuk menggoyangkan pohon kurma.

وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS Maryam ayat 25).

Maryam alaihassalam masih dalam kondisi nifas, lelah dan lemah setelah melahirkan. Kondisinya pasti tidak bisa bergerak, tapi bagaimana dia bisa menggoyang pangkal pohon kurma?  

Padahal, pohon kurma adalah pohon keras dan kokoh, rantingnya keras dan sedikit tajam, serta buahnya tinggi dan tidak terjangkau tangan.

Sebagai wanita yang baru melahirkan, Maryam saat itu pasti berada dalam keadaan lemah. Selain itu, kondisi mentalnya juga belum stabil karena takut dituduh dengan zina dan perbuatan keji karena melahirkan tanpa suami.

“Coba Anda bayangkan bagaimana dia bisa menggoyang pangkal pohon kurma?,” kata Abdul Hamid Al-Bilali dalam bukunya yang berjudul “Oase Iman” terbitan Pustaka IKADI.

Namun, lanjut Abdul Hamid, itulah sunnah Allah SWt dalam sebab akibat, sehingga menjadi sempurna makna bertawakal kepada Allah SWT. 

Maka, siapapun yang bertawakal kepada Allah SWT harus mengeluarkan tenaga sebagai sebab yang menjadi sunnah Allah SWT.

Makna ini sering ditemukan dalam Alquran dan sirah Rasulullah SAW. Misalnya, di dalam Alquran Allah SWT berfirman,

وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ رَمٰىۚ “...dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allah-lah yang melempar.” (QS Al-Anfal ayat 17).

Hal itu terjadi ketika Rasulullah SAW mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke wajah orang-orang kafir pada suatu peperangan. 

Baca juga: Kisah Pembantaian Brutal 20 Ribu Muslim Era Ottoman Oleh Pemberontak Yunani  

Maka, setiap debunya masuk ke dalam mata mereka, dan itulah salah satu sebab kemenangan atas mereka.

“Kita dengan jelas melihat bahwa Allah SWT menginginkan agar Rasulullah SAW melakukan sebab usaha, yaitu melemparkan segenggam tanah. Namun, penolong hakiki adalah Allah SWT,” jelas Abdul Hamid.

Oleh karena itu, lanjut Abdul Hamid, Allah SWT menafikan lemparan Rasulullah SAW dan menegaskan bahwa itu adalah lemparan-Nya. 

Sesungguhnya Rasulullah bertawakal kepada Allah SWT tidak menambah apapun selain sebab semata. Demikian pula yang terjadi pada kasus tongkat Nabi Musa AS.       

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement