REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG --Pernah percaya tentang Jumat berkah? apalagi Jumat itu bertepatan dengan tahun baru Hijriah.
Jumat lalu, tepatnya 2 Muharram, saya mendapatkan berkah yang tidak pernah saya kira. Kisah itu berawal ketika pada Kamis, 1 Muharram saya pulang ke kampung saya, di daerah luar kota Bandung, dan mengetahui kondisi bapak saya yang sedang batuk.
Paginya saya semakin sering mendengar Bapak batuk. Saya pun khawatir tentang keadaannya. Saya berpikir untuk membelikan obat batuk yang bagus untuknya. Namun, pikiran saya merasa ragu, karena disisi lain uang sisa yang saya miliki hanya cukup untuk ongkos saya kembali ke Bandung.
Namun, ada keyakinan lain yang menyuruh saya untuk segera membelikan obat untuk Bapak. Karena semakin sering saya mendengar Bapak batuk, dan nampaknya itu sangat sakit.
Tak lama saya pun ke apotek dan membelikan obat batuk yang bagus untuknya. Tanpa tawar menawar dan tanpa banyak memilih saya mendapatkan rekomendasi dari pegawai apotek bahwa harga obat batuk yang bagus itu adalah Rp 22.000 sekalian juga membelikan bedak untuk Ibu saya dengan harga Rp 8.000.
Saya pun langsung memberikan obat batuk itu pada Bapak dan menyuruhnya meminum dua sendok makan setiap 3x sehari. Sorenya Bapak merasa agak baikan. Saya pun bersyukur, batuk Bapak semakin berkurang dan tidak sesering sebelum minum obat.
Saat saya siap-siap akan kembali sorenya, tiba-tiba saya mendapat SMS dari kakak saya. Ia mengabarkan bahwa baru saja ia mengirim uang untuk saya sebesar Rp 300.000. Jelas, saya kaget dan senang. Karena saya tak pernah meminta uang kepada kakak saya, kecuali kalau bertemu langsung dengan dia. Ketika saya tanya, Kakak hanya bilang baru dapat rejeki dan ingin berbagi dengan saya.
Tentu, ini menyenangkan untuk saya, namun disisi lain adalah sebuah kejutan. Dari sana lah saya mulai meyakinkan diri bahwa ketika saya memilki rejeki baik itu sedikit ataupun banyak saya tidak boleh ragu untuk membagikannya kepada orang tua saya. Karena pada dasarnya, Alloh juga akan membalas kebaikan kita baik itu dengan cepat ataupun lambat.
Nurlailla Kamil (Mahasiswi Jurnalitik UIN SGD Bandung)