Rabu 18 Jan 2023 18:31 WIB

Seluruh Penumpang Pesawat ATR72 Yeti Airlines Kemungkinan Besar Tewas

Tim penyelamat telah menemukan 71 jenazah dari total 72 orang yang berada di pesawat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Petugas medis memuat jenazah korban ke truk untuk diangkut ke Kathmandu, di Pokhara, Nepal, Selasa, 17 Januari 2023. Pihak berwenang Nepal pada Selasa mulai mengembalikan jenazah korban penerbangan yang jatuh pada Minggu, dan mengatakan mereka mengirim perekam data pesawat ke Prancis untuk dianalisis saat mereka mencoba menentukan apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.
Foto: AP/Yunish Gurung
Petugas medis memuat jenazah korban ke truk untuk diangkut ke Kathmandu, di Pokhara, Nepal, Selasa, 17 Januari 2023. Pihak berwenang Nepal pada Selasa mulai mengembalikan jenazah korban penerbangan yang jatuh pada Minggu, dan mengatakan mereka mengirim perekam data pesawat ke Prancis untuk dianalisis saat mereka mencoba menentukan apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU – Seluruh penumpang pesawat ATR72 milik Yeti Airlines yang jatuh di lereng bukit Pokhara, Nepal, kemungkinan besar tewas. Tim penyelamat telah menemukan 71 jenazah dari total 72 orang yang berada di pesawat tersebut.

“Tidak ada kemungkinan untuk menemukan orang yang selamat. Kami telah mengumpulkan 71 mayat sejauh ini. Pencarian yang terakhir akan dilanjutkan,” kata Tek Bahadur KC, seorang pejabat tinggi distrik di Pokhara, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga

Seorang petugas polisi di lokasi pencarian, Ajay KC mengungkapkan, proses identifikasi jenazah masih sukar dilakukan. Sebab insiden jatuhnya pesawat membuat kondisi jenazah cukup terkoyak.

“Sampai tes rumah sakit menunjukkan 72 jenazah, kami akan terus mencari orang terakhir,” ucapnya.

Pada Selasa (17/1/2023), tim penyelamat mengerahkan pesawat nirawak (drone) untuk membantu proses pencarian korban. Drone tersebut turut menyusuri ngarai tempat jatuhnya pesawat ATR72 milik Yeti Airlines. “Tidak ada yang tersisa di sana. Tapi pencarian akan terus berlanjut,” ujar Gurudutt Ghimire, seorang pejabat yang terlibat dalam operasi pencarian.

Pada Senin (16/1/2023) lalu, tim pencari berhasil menemukan kotak hitam pesawat ATR72 Yeti Airlines. Seorang pejabat bandara Kathmandu, Teknath Sitaula, mengatakan, perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari ATR72 yang jatuh ditemukan dalam kondisi baik. “Mereka terlihat bagus dari luar,” ucapnya.

Penemuan itu diharapkan membantu mempercepat proses penyelidikan tentang penyebab jatuhnya pesawat. Pemerintah Nepal telah membentuk panel untuk menyelidiki insiden tersebut. Mereka diharapkan memaparkan laporannya dalam waktu 45 hari. 

Pesawat ATR72 milik Yeti Airlines jatuh pada Ahad (15/1/2023) lalu. Juru bicara Bandara Pokhara Anup Joshi mengatakan pesawat jatuh saat mendekati bandara. “Pesawat melaju di ketinggian 12.500 kaki dan sedang turun normal,” ucapnya.

Bandara Pokhara berada di ketinggian sekitar 820-850 meter di atas permukaan laut. Jatuhnya pesawat ATR72 milik Yeti Airlines menjadi insiden kecelakaan udara terburuk di Nepal dalam tiga dekade terakhir. Kecelakaan tragis dan mematikan terakhir kali dialami negara tersebut pada 1992.

Kala itu pesawat Airbus A300 milik Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu. Semua penumpang dan awak yang berjumlah 167 orang tewas seketika.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement