REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat kerugian materi akibat bencana alam mulai dari banjir dan tanah longsor mencapai Rp 141,79 miliar. Bencana banjir dan tanah longsor ini terjadi selama awal 2023.
"Untuk kerugian akibat banjir mencapai Rp 141,47 miliar dan tanah longsor sebesar Rp 315,5 juta," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Mundir di Kudus, Rabu (18/1/2023).
Ia mencatat tanah longsor terjadi Kecamatan Dawe dan Gebog yang terjadi beberapa kali. Hingga berdampak pada akses jalan warga yang tertutup material longsor.
Dampak kerugian karena adanya kerusakan rumah warga yang jumlahnya Rp 315 juta. Sedangkan kerugian karena talut yang rusak diperkirakan mencapai Rp 585.000.
Mundir menyebut kerugian terbanyak dari dampak banjir, terutama dari genangan di areal pertanian seluas 8.637 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan. "Hasil penghitungan sementara, potensi kerugian akibat genangan banjir tersebut mencapai Rp 139,84 miliar," ujarnya.
Untuk bangunan yang rusak akibat banjir, BPBD Kudus mencatat tujuh rumah. Satu rumah diantaranya rusak ringan dan enam lainnya rusak berat dengan nilai kerugian mencapai Rp 260 juta.
Kerusakan juga terjadi pada talutdengan panjang mencapai ribuan meter persegi. Termasuk jalan dengan panjang sekitar 100 meter dengan nilai kerugian mencapai Rp 1,3 miliar.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus tercatat sejak awal Januari 2023 yang melanda 32 desa yang tersebar di lima kecamatan, di antaranya Kecamatan Mejobo tersebar di sembilan desa, Jati (4), Undaan (7), Kaliwungu (7), dan Jekulo (5).
Jumlah warga terdampak banjir yang mengungsi mencapai 1.128 jiwa dengan jumlah pengungsian 11 tempat.