REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pertandingan ekshibisi yang mungkin paling menyita publik sepak bola dunia antara Riyadh All Star (Riyadh Season Team XI) melawan Paris Saint-Germain (PSG) menyisakan banyak hal setelah peluit panjang terakhir berbunyi. PSG mengalahkan Riyadh All Star 5-4 meski hanya bermodal 10 pemain sejak menit ke-39 di Stadion King Fahd, Jumat (20/1/2023) dini hari WIB.
Namun, lebih dari itu, ada banyak pesan yang didapat dari laga ini. Pertama, soal Cristiano Ronaldo yang membela Riyadh All Star. CR7 seolah membuktikan bahwa dia masih punya kemampuan dan ketajaman selepas meninggalkan Manchester United. Ronaldo mencetak dua gol pada laga ini, satu di antaranya lewat penalti. Ia juga membuat satu aksi nutmeg, melewatkan bola dari kedua kaki pemain PSG dengan gaya. Aksi Ronaldo sepanjang 60 menit ini diganjar trofi man of the match.
Pesan lainnya dan mungkin yang paling besar memberikan dampak adalah soal persaingannya dengan Lionel Messi. Media dan penggemar kedua megabintang ini tak henti-hentinya "memanasi" rivalitas keduanya. Perdebatan soal siapa yang terbaik di antara mereka tak berhenti meskipun Messi sudah meraih trofi Piala Dunia, yang gagal didapatkan Ronaldo.
Namun, pada laga ini, keduanya menyebarkan pesan bahwa tak ada rivalitas sama sekali di antara keduanya di luar lapangan, apalagi kebencian. Berbagai ketegangan pada masa lalu hanya sebatas cerita pertandingan yang berakhir setelah peluit panjang dibunyikan. Apalagi kebanyakan pertemuan kedua tim terjadi saat Ronaldo membela Real Madrid dan Messi ada di kubu Barcelona, dua tim yang punya rivalitas amat panjang di sepak bola Spanyol.
Di lorong...