REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Dinas keamanan Ukraina mengatakan, mereka telah menangkap tujuh agen mata-mata Rusia. Mereka diduga menyerahkan koordinat infrastruktur-infrastruktur penting di Dnipropetrovsk untuk keperluan serangan Moskow.
“Para tahanan memberi Rusia koordinat fasilitas infrastruktur penting, termasuk perusahaan energi,” kata dinas keamanan Ukraina, SBU, dalam sebuah pernyataan, Jumat (20/1/2023).
SBU tak mengungkap apakah tujuh orang yang ditangkap itu merupakan warga Rusia atau Ukraina. SBU hanya mengatakan bahwa penyidikan masih berlangsung. “Informasi tentang kemungkinan keterlibatan para tahanan dalam serangan rudal Rusia di sebuah bangunan tempat tinggal di Dnipro pada 14 Januari 2023 saat ini sedang diperiksa,” katanya.
SBU mengungkapkan, mereka telah melakukan operasi multi-tahap untuk membongkar jaringan aktif intelijen militer Rusia. Operasi itu pula yang berhasil mengungkap peran dari tujuh tersangka terbaru.
Pekan lalu, sebuah rudal Rusia menghantam sisi bangunan tempat tinggal di Dnipro, kota utama wilayah Dnipropetrovsk. Serangan tersebut menyebabkan puluhan orang tewas. Saat ini Barat tengah terlibat diskusi mendalam tentang apakah mereka perlu mengirimkan bantuan tank tempur ke Ukraina.
Pada Jumat lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas bantuan paket senjata dan amunisi senilai 2,5 miliar dolar AS. "Terima kasih Presiden AS Joe Biden karena memberi Ukraina paket dukungan pertahanan kuat lainnya senilai 2,5 miliar dolar AS," tulis Zelensky di akun Twitter pribadinya.
Dia pun mengapresiasi pengiriman kendaraan militer Stryker dan kendaraan tempur infanteri Bradley serta sistem pertahanan udara Avenger yang disertakan dalam paket bantuan AS. “Ini bantuan penting dalam perjuangan kami melawan agresor,” ujar Zelensky.