REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Jengkol kualitas super yang dijual di Pasar Baru Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat ini harganya mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Harganya disebut naik karena pasokannya berkurang.
Harga jengkol itu lebih mahal dibandingkan daging ayam potong, yang saat ini dijual berkisar Rp 32 ribu-35 ribu per kilogram. “Iya, harga jengkol sekarang mahal sekali, lebih mahal dari harga daging ayam,” kata Titin (46 tahun), salah satu pedagang jengkol, Senin (23/1/2023).
Menurut Titin, harga jengkol mulai naik sejak awal tahun ini. Harganya kemudian terus naik, dari awalnya sekitar Rp 30 ribu-35 ribu per kilogram, menjadi Rp 60 ribu.
Salah satu pedagang jengkol di Pasar Induk Sayuran Patrol, Kabupaten Indramayu, Mita, mengatakan, harga jengkol naik karena pasokannya berkurang. Pasokan jengkol ini, antara lain dari Lampung dan Bengkulu.
“Kata pemasoknya sih karena sekarang memang belum musimnya, jadi jengkol susah dicari dan harganya naik. Kalau lagi musim panen jengkol sih harganya bisa anjlok, cuma Rp 10 ribu-15 ribu per kilogram,” kata Mita.
Naiknya harga jengkol ini dikeluhkan penjual makanan. Padahal jengkol merupakan salah satu menu andalan. “Akhirnya sementara enggak jualan jengkol dulu. Banyak sih yang kehilangan, tapi mereka paham karena tahu harga jengkol sekarang lagi mahal,” ujar Ipah, penjual lauk-pauk di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.