Kamis 26 Jan 2023 04:00 WIB

Kebiasaan Duduk dengan Dompet Tebal di Saku Belakang Picu Kerusakan Saraf, Ini Gejalanya

Meski praktis, menyimpan dompet tebal di kantong belakang ada risikonya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pria duduk di kursi (Ilustrasi). Hindari duduk dengan dompet tebal di kantong belakang.
Foto: www.freepik.com
Pria duduk di kursi (Ilustrasi). Hindari duduk dengan dompet tebal di kantong belakang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang, khususnya pria, memiliki kebiasaan menyimpan dompet di kantong celana bagian belakang. Meski praktis, kebiasaan ini ternyata dapat memicu terjadinya kerusakan saraf.

Hubungan antara kebiasaan menyimpan dompet di kantong celana belakang dengan kerusakan saraf diungkapkan oleh ahli neurologi, dr Sudhir Kumar. Melalui cicitannya di Twitter, dr Kumar mengungkapkan bahwa dia pernah menangani seorang pasien pria berusia 30 tahun yang memiliki sejumlah keluhan.

Baca Juga

Salah satu keluhan yang dialami pasien tersebut adalah rasa nyeri yang hebat dan tajam pada bokong kanan hingga kaki kanannya. Rasa nyeri ini telah muncul selama tiga bulan.

"Nyerinya semakin terasa saat duduk dan berkurang saat berdiri atau berjalan. Nyeri semakin meningkat saat berbaring," jelas dr Kumar, seperti dilansir The Indian Express, Rabu (25/1/2023).

Pasien tersebut sempat berkonsultasi dengan dokter lain dan menjalani sejumlah pemeriksaan. Pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa rasa nyeri yang dialami pasien bukan dipicu oleh slipped disc dan kompresi saraf di bagian punggung bawah.

Akan tetapi, ditemukan adanya kerusakan saraf yang berat dan tak diketahui sebabnya pada saraf skiatik kanan pasien. Saraf skiatik adalah saraf yang membentang dari punggung bawah, ke pinggul dan bokong, hingga ke kedua kaki.

"Tak ada penyebab kerusakan saraf skiatik yang jelas," kata dr Kumar.

Misteri ini akhirnya terjawab setelah sang pasien memberi tahu dr Kumar mengenai kebiasaannya. Sang pasien bercerita bahwa dia kerap mengantongi dompet yang tebal di kantong celana bagian belakang.

Dompet tersebut tetap berada di kantong celana belakang meski sang pasien sedang duduk bekerja di kantor. Posisi duduk sambil mengantongi dompet tebal di kantong celana belakang ini bisa berlangsung selama 10 jam per hari.

"Sekarang saya bisa menebak penyebabnya. Penyebabnya adalah sindrom dompet gendut," ujar Dr Kumar.

Sindrom dompet tebal adalah sebuah kondisi ketika dompet yang disimpan di kantong celana menyebabkan kompresi pada otot piriformis. Kompresi otot piriformis ini dapat menyebabkan saraf skiatik di dekatnya ikut tertekan.

"Dompet juga dapat menyebabkan kompresi langsung pada cabang-cabang saraf skiatik," jelas dr Kumar.

Dari temuan ini, dr Kumar tak melakukan investigasi lebih lanjut. Dr Kumar hanya menganjurkan pasien berusia 30 tahun tersebut untuk mengeluarkan dompet dari kantong celana belakangnya saat duduk. Dr Kumar juga mengajarkan latihan peregangan otot piriformis kepada sang pasien.

Satu bulan setelahnya, sang pasien sudah merasa jauh lebih baik. Skor rasa sakit yang dia rasakan menurun dari 7/10 menjadi 1/10 berdasarkan skala analog visual.

Dr Kumar mengingatkan bahwa peradangan saraf yang dipicu oleh dompet atau wallet neuritis tak hanya bisa terjadi pada pegawai yang duduk lama sambil mengantongi dompet tebal di kantong celana belakang mereka. Kondisi ini juga kerap dialami oleh pengemudi atau sopir jarak jauh yang menyimpan dompet mereka di kantong celana bagian belakang selama perjalanan.

Menurut dr Kumar, keluhan yang muncul karena kerusakan saraf akibat dompet bisa terasa mirip seperti slipped disc atau saraf terjepit. Keluhan tersebut di antaranya adalah nyeri, kesemutan, atau kebas di area bokong, paha, dan kaki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement