REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut, angka stunting di Kota Tangsel mengalami penurunan drastis pada 2022. Hal itu berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang mencatat penurunan angka prevalensi stunting di Tangsel menjadi sembilan persen, sebelumnya 19,9 persen.
"Alhamdulillah angka stunting kita turun, ini berkat kerja keras semua pihak. Tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Permasalahan stunting masih jadi PR kita bersama," kata Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, dalam keterangannya, Kamis (27/1/2023).
Benyamin menuturkan, pihaknya terus menargetkan penurunan angka stunting, bahkan hingga mencapai angka nihil. Sejumlah upaya intervensi dilakukan dalam menekan angka gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.
"Mulai dari identifikasi kembali sebaran stunting dan ketersediaan program dan kendalanya, menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi stunting, rembuk stunting, hingga review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir," tuturnya.
Selain itu, ada kepastian hukum bagi kelurahan untuk menjalankan peran dan kewenangan, juga memastikan tersedia dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah dalam upaya intervensi gizi terintegrasi. Dia pun menekankan soal pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting.
Adapun upaya lain pencegahannya, Benyamin menambahkan, dilakukan pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, dan melaksanakan program Ngider Sehat. Dia menegaskan akan terus berupaya agar kasus stunting di Tangsel yang notabene wilayah Satelit Jakarta itu menjadi tidak ada.
"Masalah stunting ini menjadi masalah serius bagi kita dan menjadi investasi SDM menyongsong Indonesia emas tahun 2045, oleh karenanya langkah-langkah yang kami lakukan juga harus optimal dan terukur," kata dia.