Senin 30 Jan 2023 21:05 WIB

Muktamar Internasional NU akan Bahas Posisi Piagam PBB di Mata Syariat

PBNU akan menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Muktamar Internasional NU akan Bahas Posisi Piagam PBB di Mata Syariat. Foto:   Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf saat menjadi narasumber ahli dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Kuliah umum ini mengangkat tema R20 Bali Communique and Challenges of Religions Ahead.
Foto: Republika/Muhyiddin
Muktamar Internasional NU akan Bahas Posisi Piagam PBB di Mata Syariat. Foto: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf saat menjadi narasumber ahli dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Kuliah umum ini mengangkat tema R20 Bali Communique and Challenges of Religions Ahead.

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban atau Fiqh al-Hadharah di Surabaya pada Senin (6/2/2023) mendatang. Muktamar internasional ini merupakan rangkaian kegiatan menuju acara Puncak Resepsi Satu Abad NU di Sidoarjo pada 7 Februari 2023.

PBNU telah menyampaikan undangan kepada 200 ulama dunia dari 50 negara untuk menghadiri muktamar internasional tersebut. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, forum para ulama ini akan membahas posisi piagam PBB di mata syariat.  

Baca Juga

"Jadi kita sebut itu sebagai muktamar internasional pertama tentang fikih peradaban dan diselenggarakan dengan memilih topik tentang posisi piagam PBB di mata syariat," ujar Gus Yahya usai menjadi narasumber ahli kuliah umum di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, Senin (30/1/2023).

Menurut Gus Yahya, Muktamar Internasional Fiqh al-Hadharah ini pertama kali digelar. Namun, dia berharap ke depannya muktamar ini bisa digelar secara rutin. 

"Nanti muktamar ulama internasional kita selenggarakan tanggal 6. Itu akan kita jadikan kegiatan tahunan sebetulnya," ucapnya. 

Beberapa tokoh yang akan menjadi pembicara kunci dalam Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di Surabaya itu di antaranya Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Ath-Thayyeb dan Mufti Mesir Syekh Syauqi Ibrahim Abdul Karim 'Allam. Kemudian, ada juga Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa dan Sekretaris Jenderal Akademi Fiqih Internasional Organisasi Kerjasama Islam Koutoub Moustapha Sano. 

Menurut Gus Yahya, hasil dari muktamar internasional ini nantinya akan dibahas lagi dalam forum-forum diskusi yang lebih luas. Bahkan, hasilnya akan disampaikan kepada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

"Dan kalau perlu kita minta dibawa ke dalam majelis umum PBB bulan september yang akan datang ini di angkat sebagai salah satu topik," kata Gus Yahya.

Sebelumnya, PBNU juga telah menggelar Halaqah Fiqih Peradaban di 250 titik pesantren se-Indonesia. Halaqah digelar sejak Agustus hingga Desember 2022. Puncaknya, digelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di Surabaya, pada 6 Februari 2023 mendatang.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan Harlah Satu Abad NU, yang jatuh pada 16 Rajab 1444 Hijriah yang bertepatan dengan 7 Februari 2023. Pada hari itu, akan dilangsungkan Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo yang akan dihadiri tidak kurang dari satu juta warga NU. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement