REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) sudah menaikan lagi suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 5,75 persen. Merespons kebijakan tersebut, Bank Mandiri memastikan bunga kredit akan tetap kompetitif.
"Likuiditas Bank Mandiri cukup oleh karena itu Bank Mandiri mampu menjaga suku bunga yang kompetitf terhadap pasar," kata Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan dalam konferensi video Paparan Kinerja Bank Mandiri 2022, Selasa (31/1/2023).
Panji menjelaskan, pada dasarnya Bank Mandiri mengikuti tren di industri. Sebab, lanjut Panji, industri akan merespons kebijakan yang diputuskan oleh otoritas moneter.
"Dapat kami sampaikan dampak kenaikan suku bunga tidak serta merta diterapkan ke debitur. Bank Mandiri lakukan secara selektif dan juga bertahap dengan mengutamakan kelancaran kondisi keuangan dari debitur Bank Mandiri," kata Panji menjelaskan.
Selain itu, Panji memastikan Bank Mandiri juga memiliki biaya yang rendah yaitu 1,25 persen secara bank only. Selain itu, Panji menuturkan dana pihak ketiga yang mayoritasnya didominasi oleh 77,6 persen tabungan dan giro.
Panji menambahkan, kenaikan suku bunga saat ini sudah diantisipasi oleh perbankan. Keputusan kenaikan 225 bps tersebut menurutnya adalah langkah untuk menjaga tingkat inflasi inti dan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
"Kenaikan subung acuan itu juga sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri. Kami melakukan kajian penyesuaian suku bunga dengan mempertimbangkan aspek likuiditas bank, struktur biaya dana, serta juga kondisi pasar secara reguler," ungkap Panji.