Jawab Tantangan Ekonomi, Wagub Jateng: Saatnya Industri Besar Gandeng Industri Kecil
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen berada di tengah- tengah peserta Industrial Roadshow and Business Forum, yang dilaksanakan di Hotel Santika, Semarang, Kota Semarang, Kamis (2/2). | Foto: Dok. Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Industri skala besar di Jawa Tengah diminta tidak meninggalkan industri kecil dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Di era industri 4.0, kolaborasi industri skala besar dan industri kecil akan menjadi pilar perekonomian daerah.
Untuk itu, industri skala besar dan industri kecil harus saling bermitra dan berkolaborasi dalam menjawab tantangan perekonomian yang semakin tidak ringan.
“Misalnya, diajak untuk menjadi bagian dari rantai pasok industri skala besar," ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat membuka acara Industrial Roadshow and Business Forum, di Hotel Santika, Semarang, Kota Semarang, Kamis (2/2/2023).
Menurut wagub, di era perekonomian yang serba sulit ini, kolaborasi dan sinergi industri besar dan industri kecil sangat dibutuhkan dan kehadiran industri kecil atau UKM juga akan membantu perekonomian di atasnya.
Sehingga perputaran ekonomi ini tidak hanya berbicara industri besar saja, namun juga bagaimana perputaran ekonomi yang ada di bawah.
Keterlibatan industri kecil dalam industri besar, Taj Yasin, akan memberi sejumlah dampak positif. Salah satunya adalah merangsang industri kecil untuk meningkatkan daya saing, karena wajib memenuhi standar yang disyaratkan oleh industri besar.
“Maka saya titip betul, mereka (industri kecil dan UKM) juga diajak agar mampu bertumbuh bersama, karena siapa pun tidak bisa tumbuh sendiri namun hars bisa tumbuh bersama," katanya.
Di lain pihak, Taj Yasin juga menyampaikan pentingnya industri adaptif dengan era 4.0 yang jamak mengandalkan digital manufacturing atau upaya memanfaatkan teknologi digital dalam operasi manufaktur perusahaan.
Digital manufacturing menjadi keniscayaan karena memiliki banyak manfaat, seperti memonitor dan meningkatkan performa manufaktur, mengoptimalisasi sistem produksi, mengontrol kualitas dan perawatan sekaligus juga daam mengelola siklus produk.
"Maka, langkah- langkah tersebut akan membantu perusahaan dalam mengintegrasikan seluruh proses produksi agar lebih efisien dan produktif," katanya.