Atasi Banjir Semarang, Menko PMK Minta Penguatan Tanggul dan Sodetan Sungai

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yusuf Assidiq

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi. | Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan perlunya mematangkan rencana jangka pendek maupun jangka panjang dalam menangani banjir di Semarang. Ini disampaikan Muhadjir saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Penanganan Pascabanjir Semarang usai meninjau meninjau banjir pada Selasa (31/1/2023) lalu.

"Jangka pendek maksudnya untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya banjir selama musim hujan tahun ini. Jangka panjang adalah upaya pemerintah daerah mencari solusi permanen di wilayah semarang, khususnya di Perumahan Puri Dinar Indah, Kelurahan Manteseh, Kecamatan Tembalang," kata Muhadjir.

Ia menyampaikan, penanganan jangka pendek dilakukan dengan penebalan dan penguatan tanggul. Sedangkan jangka menengah dengan normalisasi sungai, serta jangka panjangnya Kementerian PUPR dan Pemkot Semarang akan membuat sodetan sungai.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen yang menghadiri rapat menjelaskan, banjir di Semarang terjadi setiap tahun. Menurut dia, banjir bandang terjadi karena jebolnya tanggul di kawasan Perumahan Dinar Indah Semarang yang tidak bisa menahan derasnya intensitas hujan yang tinggi di awal Januari 2023.

"Pemerintah daerah juga telah menyiapkan warning system yang diharapkan dapat membantu, namun kedatangan air begitu cepat dari perkiraan" ujar Taj Yasin

Taj Yasin memaparkan, penanganan banjir di Semarang masih ada kendala di beberapa titik, utamanya di kawasan sungai tanggul yang jebol masih perlu penanganan. Dia mengatakan, penanganan sementara di Semarang, pemprov dan Pemkot Semarang sudah memperbaiki kanal timur maupun kanal barat yang baru saja diselesaikan.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, antisipasi dalam menghadapi banjir adalah dengan mengadakan pompa air. Saat ini sudah ada tiga pompa di kawasan Stasiun Tawang Kota Lama, namun menurutnya masih kekurangan satu unit pompa.

Hevearita mengusulkan supaya di hulu sungai dilakukan pembenahan agar tak terjadi kembali banjir bandang dan tanggul jebol. "Karena jika hulunya belum dilakukan pembenahan, akan terjadi permasalahan di wilayah Puri Dinar Indah", ujarnya

Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana Jateng dan Dinas PU Kota Semarang telah melakukan koordinasi dan peninjauan kawasan Sungai Pengkol secara menyeluruh. Antisipasi dari Pemerintah Kota Semarang adalah melakukan koordinasi dengan BBWS dengan beberapa langkah.

Pertama, pengerukan sedimen di kawasan sungai,, kedua, pemerintah kota mengusulkan agar bentuk sungai modelnya semacam trapesium, sehingga akan menampung air lebih banyak ketiga, berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk bantuan rumah susun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Benahi Hulu Sungai Semarang, Perlu Dibangun Konstruksi Sabo Dam

Upaya Mengatasi Rob, DPRD Semarang : Perlu Terobosan Baru

Pemkot Semarang Tunda Mobil Dinas Demi Tuntaskan Penanganan Banjir

Tangani Banjir, Wali Kota Semarang Sidak Kondisi Hulu Sungai

Menko PMK: Putusan MK Beri Kepastian Soal Nikah Beda Agama

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark