Selasa 07 Feb 2023 11:04 WIB

Cerita Warga Soal Ayah Diduga Aniaya Dua Anak di Cimahi

Polres Cimahi mendapat laporan satu anak meninggal dunia.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Garis polisi terpasang di rumah kontrakan kawasan Jalan Pesantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (7/2/2023). Kontrakan itu ditempati seorang ayah yang diduga melakukan penganiayaan terhadap dua anaknya.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Garis polisi terpasang di rumah kontrakan kawasan Jalan Pesantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (7/2/2023). Kontrakan itu ditempati seorang ayah yang diduga melakukan penganiayaan terhadap dua anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI — Salah seorang ayah diduga melakukan penganiayaan terhadap dua anaknya di Kota Cimahi, Jawa Barat. Kasus itu tengah didalami pihak kepolisian.

Kepala Polres (Kapolres) Cimahi AKBP Aldi Subartono mengonfirmasi kabar soal kasus dugaan penganiayaan itu. “Kami mendapat informasi ada dugaan penganiayaan anak yang mengakibatkan meninggal dunia. Ada dua korban, satu meninggal dunia, satu mengalami sakit (dirawat),” kata dia.

Ayah yang diduga menganiaya anaknya itu dikabarkan tinggal di sebuah kontrakan di kawasan Jalan Pesantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Pada Senin (6/2/2023), ada yang melihat warga tersebut membawa anak perempuannya.

Salah satu warga, Rahmat Hidayat (38 tahun), menjelaskan, istrinya melihat orang tersebut turun dari dari lantai dua kontrakan sambil membawa anak perempuannya. Anak itu disebut terlihat lebam. Kemudian orang tersebut membawa anaknya menggunakan transportasi daring.

“(Transportasi daring) Dipesan istri saya. Bilangnya ke rumah sakit, anaknya mau diculik dan diperkosa sama warga sekitar,” kata dia, saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (7/2/2023).

Menurut Rahmat, kondisi anak perempuan yang katanya akan dibawa ke rumah sakit itu terlihat tidak berdaya. Pada area wajahnya disebut lebam. “Kondisi anaknya lebam, bengkak biru, dan sudah enggak berdaya,” ujar dia.

Tidak lama berselang, warga sekitar mendobrak pintu kontrakan karena ada anak laki-laki di dalamnya. Kondisi anak laki-laki itu juga disebut lebam dan bengkak pada area wajah. “Katanya anak-anaknya minta uang Rp 5.000 buat jajan. Tapi, enggak tahu pas kejadian dipukulnya. Pas ke bawah kondisi anaknya sudah enggak berdaya,” kata Rahmat.

Rahmat mengatakan, anak laki-laki itu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih. “Kondisinya babak belur,” ujar dia.

Ihwal sosok ayah dari kedua anak itu, Rahmat menilai, orangnya jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, meskipun sudah mengontrak sekitar enam bulan. “Peristiwa ini bikin geger masyarakat, apalagi pelaku bilang anaknya mau diperkosa dan diculik,” kata Rahmat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement