REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Taha ayat 27-28 merupakan ayat yang berisi doa Nabi Musa agar kekakuan lidahnya, kesulitan bicaranya, atau gagapnya, dapat dilancarkan sehingga orang-orang bisa memahami perkataannya.
Sejumlah ulama tafsir, seperti Ibnu Katsir dan Asy-Syaukani, menjelaskan, Nabi Musa tidak fasih berbicara karena apa yang terjadi di masa kecilnya.
Nabi Musa pernah memasukkan bara api ke dalam mulutnya. Ibnu Katsir menyebut bara api itu dimasukkan ke atas lidah.
Meski gagap bicara, seperti dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Nabi Musa melalui doanya itu tidak minta dihilangkan total. Sebab, Nabi Musa hanya ingin kaumnya, Bani Israil, memahami apa yang dia sampaikan, sesuai dengan apa yang diperlukan atau secukupnya.
Kebutuhannya saat itu adalah agar umatnya paham dengan apa yang dia katakan. "Para Nabi tidak meminta kecuali sesuai dengan kebutuhan," demikian penjelasan Ibnu Katsir.
Ibnu Katsir menukilkan Hasan Basri, yang mengatakan bahwa permintaan Nabi Musa agar kesulitan bicaranya dihilangkan, hanyalah untuk satu urusan. "Jika dia (Nabi Musa) meminta lebih dari itu, tentu akan diberikan," kata Hasan Basri, yang dinukil oleh Ibnu Katsir.
Ibnu Abbas, yang juga dinukil Ibnu Katsir, menyampaikan, Nabi Musa mengeluhkan tentang apa yang dikhawatirkannya dari Firaun, dan juga soal kekakuan lisannya atau kesulitan bicaranya.
Hal itu karena Nabi Musa tidak lancar atau kaku atau gagap saat bicara, sehingga menghambat dirinya untuk berbicara banyak. Karena kondisi ini pula, Nabi Musa meminta Allah SWT untuk membantu dengan mengutus Nabi Harun supaya mendampinginya.
Nabi Musa menunjuk Nabi Harun karena lebih lancar bicara daripada dirinya. Dengan kefasihan bicaranya, maka Nabi Harun menghilangkan masalah kesulitan bicara Nabi Musa.
Baca juga: Mualaf Prancis William Pouille, Kecintaannya kepada Arab Saudi Mengantarkannya ke Islam
Ibnu Abi Hatim menyampaikan kisah tentang Muhammad bin Ka'b Al Qurazi, yang didatangi kerabatnya. Kerabat ini menanyakan soal apa yang membuat Al Qurazi tidak lancar bicara di depan umum, dan tidak fasih saat membaca.
Lalu Al Qurazi berkata, "Wahai putra saudaraku, apakah jika aku bicara denganmu, kamu tidak mengerti?" Lalu kerabat tersebut mengiyakannya.
Kemudian Al Qurazi berkata, "Musa hanya meminta kepada Tuhannya untuk menghilangkan kesulitan bicaranya (hanya) supaya Bani Israel memahami perkataannya, dan dia (Nabi Musa) tidak menambah permintaannya itu. Itulah yang dikatakannya."
Sumber: furqan