Ahad 12 Feb 2023 06:50 WIB

Polri Kirim Dua SST Pasukan Tambahan Brimob ke Nduga

KSAD Dudung juga mengirim pasukan tambahan untuk mengejar KKB.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
 Polisi menjaga rumah sakit tempat para pekerja yang diancam oleh pemberontak Papua dibawa untuk pemeriksaan medis di Mimika, Provinsi Papua, Rabu (8/2/2023). Pasukan keamanan mengevakuasi para pekerja dari daerah tempat mereka mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh pemberontak separatis Tentara Pembebasan Papua Barat.
Foto: AP Photo/Saldi Hermanto
Polisi menjaga rumah sakit tempat para pekerja yang diancam oleh pemberontak Papua dibawa untuk pemeriksaan medis di Mimika, Provinsi Papua, Rabu (8/2/2023). Pasukan keamanan mengevakuasi para pekerja dari daerah tempat mereka mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh pemberontak separatis Tentara Pembebasan Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polri mengirimkan pasukan tambahann ke Papua. Sebanyak dua Satuan Setingkat Kompi (SST) Brimob diterjunkan untuk perbantuan keamanan di provinsi paling timur Indonesia tersebut.

Penambahan personel tersebut dilakukan, menyusul situasi keamanan yang meruncing di kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Sebelumnya, serangan dan pembakaran pesawat udara, serta penyanderaan pilot asing dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Pora beberapa hari lalu.

Baca Juga

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Dedi Prasetyo menerangkan, personel tambahan tersebut sudah diberangkatkan pada Sabtu (11/2/2023). “Misi yang utamanya adalah untuk operasi kemanusian dan gakkum (penegakan hukum),” kata Dedi saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Sabtu (11/2/2023).

Dedi tak memungkiri, personel Brimbo tambahan tersebut, diterjunkan sebagai respons atas situasi keamanan di Nduga. Penambahan personel juga untuk misi pencarian pilot asal Salandia Baru, Kapten Philips Max Marthens yang sampai saat ini masih belum ditemukan.

“Juga termasuk untuk misi itu,” kata Dedi menambahkan.

Dua SST Brimob tersebut berstatus BKO (Bawah Kendali Operasi). Satu SST itu setara dengan dengan 100 personel. Selama di Papua, Dedi menjelaskan pasukan tambahan tersebut akan masuk dalam kendali Operasi Damai Cartenz, tim gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.

Tim Gabungan Damai Cartenz tersebut, selama ini memang diandalkan untuk misi-misi kemanusian, dan operasi militer yang dilakukan TNI-Polri di Papua. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beberapa hari lalu juga memerintahkan agar pasukan Operasi Damai Cartenz terjun ke Distrik Paro, di Nduga untuk mengevakuasi 15 pekerja sipil pembangunan puskesmas di wilayah rawan keamanan itu, Rabu (8/2/2023).

Pada Jumat (10/2/2023) Pasukan Damai Cartenz juga mengevakuasi 25 warga sipil di Nduga. Jenderal Sigit juga memerintahkan Operasi Damai Cartenz untuk mencari pilot Susi Air Kapten Philips yang sampai saat ini belum berhasil diketahui keberadaannya pascaserangan KKB di Lapangan Udara Paro, Nduga, Selasa (7/2/2023).

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengeklaim pilot asal Selandia Baru itu dalam penguasaan KKB yang dipimpin Egianus Kogoya. TPNPB-OPM pun bertanggungjawab atas serangan, dan pembakaran yang terjadi di Lapangan Udara Paro itu.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada wartawan di Jakarta menegaskan, kelompoknya melakukan serangan tersebut sebagai bagian dari aksi perlawanan dan perang terhadap pemerintah Indonesia untuk kemerdekaan Papua. Sebby menegaskan, KKB yang merupakan pasukan gerilyawan TPNPB - OPM tak akan melepaskan Kapten Philips ke pihak TNI-Polri sampai pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua.

“Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini. Kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua Merdeka),” kata Sebby dalam keterangan resmi TPNPB-OPM yang disampaikan kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Dari pihak TNI, penambahan pasukan ke Nduga, Papua, pun dilakukan. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman dari Jakarta, juga mengirimkan pasukan tambahan dari skuat elite Angkatan Darat (AD) untuk diterjunkan ke Nduga. Pasukan khusus tersebut kata Dudung, untuk melakukan misi keamanan, pengejaran, dan pencarian KKB yang diduga membawa Kapten Philips sebagai sandera.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

(QS. Al-Baqarah ayat 285)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement