Senin 13 Feb 2023 17:07 WIB

Uni Eropa Kutuk Penembakan Mati Warga Palestina oleh Pemukim Israel

Aksi kekerasan dan serangan yang dilakukan pemukim Yahudi Israel meningkat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina dan aktivis perdamaian Israel melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan Israel, selama demonstrasi menentang pemukiman Yahudi Tepi Barat, dekat kota Salfit, Tepi Barat, Rabu, 27 Juli 2022.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Warga Palestina dan aktivis perdamaian Israel melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan Israel, selama demonstrasi menentang pemukiman Yahudi Tepi Barat, dekat kota Salfit, Tepi Barat, Rabu, 27 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa menyatakan keprihatinan atas meningkatnya aksi kekerasan dan serangan yang dilakukan pemukim Yahudi Israel terhadap warga Palestina. Perhimpunan Benua Biru secara khusus mengutuk kematian Mithqal Rayyan yang ditembak mati pemukim Israel pada Sabtu (11/2/2023) lalu.

“Sedih dengan korban kekerasan pemukim lainnya: Mitqhal Rayyan yang dibunuh pada Sabtu di Desa Qarawat Bani Hassan. Uni Eropa dengan tegas mengutuk kekerasan pemukim dan prihatin dengan meningkatnya jumlah serangan pemukim,” kata Uni Eropa lewat akun Twitter-nya, Ahad (12/2/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Uni Eropa menyerukan penyelidikan cepat dan transparan atas aksi penembakan terhadap Rayyan. “Kekerasan yang tidak masuk akal semacam ini akan memicu situasi yang sudah tegang dan harus dihentikan. Investigasi yang cepat dan transparan diperlukan serta para pelakunya harus diadili,” katanya.

Rayyan tewas setelah ditembak di bagian kepala oleh pemukim Israel. Menurut sejumlah saksi yang menyaksikan kejadian itu, sejumlah pemukim Israel memang tiba-tiba menyerang sekelompok warga Palestina, kemudian melepaskan tembakan ke arah mereka. Rayyan adalah salah satu yang tertembak dan meninggal tak lama setelah peluru bersarang di kepalanya.

Sementara itu, pada Ahad (13/2/2023), pasukan Israel menembak mati seorang anak Palestina berusia 14 tahun bernama Qusai Radwan di Jenin, Tepi Barat. Dia terbunuh ketika pasukan Israel menggelar operasi penggerebekan di wilayah tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, Radwan tewas akibat tertembak di bagian perut. Militer Israel menjelaskan, operasi penggerebekan di Jenin bertujuan menangkap seorang terduga anggota kelompok militan Palestina. Ketika operasi dilakukan, para personel keamanan Israel mengklaim ditembaki. Mereka pun dilempari batu dan alat peledak.

Menanggapi hal itu, pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah datangnya serangan. “Kami mengetahui laporan mengenai sejumlah orang bersenjata yang terluka selama baku tembak,” kata militer Israel dalam keterangannya tanpa menyinggung tentang tewasnya seorang anak Palestina dalam kejadian tersebut, dikutip laman Al Arabiya.

Setelah operasi penggerebekan tersebut, pasukan Israel menangkap seorang warga bernama Jebril Zubeidi. Menurut militer Israel, Zubeidi terlibat dalam aktivitas teroris terhadap pasukan keamanan dan merencanakan serangan.

Sepanjang tahun ini, menurut angka yang dirilis otoritas Palestina, Israel telah membunuh 46 warga Palestina. Jumlah itu termasuk warga yang dituduh Israel anggota kelompok milisi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement