REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BMKT) Pusat, Syifa Fauzia, menyayangkan pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menanyakan mengapa ibu-ibu suka ke pengajian. Majelis taklim atau pengajian disebut sebagai wadah bagi para ibu menimba ilmu dan menambah iman.
"Pengajian adalah sarana informal untuk menuntut ilmu. Kami sangat menyesalkan jika ibu Mega terkesan seperti mempertanyakan mengapa ibu-ibu suka sekali datang ke pengajian," ujar dia saat dihubungi Republika, Ahad (19/2/2023).
Justru, ia menyebut apa yang dilakukan ibu-ibu ini harus diberi semangat. Mereka berupaya untuk mencari ilmu di luar ilmu-ilmu formal atau tingkat pendidikan formal.
Dengan posisi sudah menikah dan punya anak, Syifa menyebut mereka akan berat dan susah jika disuruh melanjutkan pendidikannya di sisi formal, termasuk dari sisi waktu dan uang. Kondisi mereka tidak bisa diseragamkan seperti waktu masih sekolah atau kuliah.
Ia juga menyebut waktu majelis taklim sangat fleksibel, sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dimiliki ibu-ibu. Jika ada pengajian yang tidak bisa diikuti karena harus merawat anak atau mengurus suami, maka hal ini tidak menjadi masalah dan bisa memilih majelis taklim atau pengajian lain yang sekiranya pas dari segi waktu.
"Pengajian sifatnya bukan wajib, tapi tambahan yang berarti. Tambahan ini bisa menjadikan ilmu dan wawasannya berkembang, sehingga sangat dibutuhkan oleh ibu-bu," lanjutnya.
Poin positif lain dari majelis taklim, ucap Syifa, adalah dari sisi durasinya yang tidak terlalu panjang. Jikalau pun ada pengajian yang memakan banyak waktu, hal ini biasanya tidak rutin. Selain itu lokasinya biasanya di mushala, masjid, atau rumah salah satu jamaah yang membuat mereka merasa nyaman.
Kalaupun mereka harus meninggalkan anak di rumah, sang ibu pasti sudah memahami kapasitasnya dan kondisinya, apakah bisa ditinggalkan atau dibawa ke majelis. Mencontohkan dirinya sendiri, Syifa menyebut sang ibunda telah membawanya ke majelis sejak berusia 2 tahun dan tidak ada masalah.
Selama di majelis atau berorganisasi di BMKT, selaku organisasi majelis taklim terbesar, Syifa menyebut dirinya menemukan ada banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh para ibu. Majelis taklim membantu menguatkan potensi perempuan Indonesia.
Selama kajian, mereka bisa mendapatkan pembelajaran dan pembangunan akhlak. Seperti iman, akhlak juga menjadi hal yang kerap naik turun dan perlu diisi ulang dengan ilmu-ilmu untuk menguatkannya.
"Akhlak itu naik turun, iman juga begitu, yang harus di//recharge// dengan siraman-siraman rohani. Majelis taklim berupaya mengisi kekosongan dan kekurangan dari perempuan-perempuan Muslim Indonesia. Keberadannya tidak perlu lagi dipertanyakan, karena dibutuhkan," tutur dia.
Terakhir, Syifa menyebut majelis taklim adalah platform untuk menambah pengetahuan yang sangat sejalan dengan Pancasila, kebangsaan, serta keummatan. Negara akan lebih makmur, berjaya, serta meningkat kualitasnya jika akhlak, iman, pengetahuan dan wawasan para ibu meningkat.