Kamis 10 Jul 2025 17:29 WIB

Megawati Singgung Palestina Masih Menderita dalam Dialog Internasional di Beijing

Penderitaan yang terus dialami oleh bangsa Palestina masih terjadi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri berdoa di Raudhah atau taman surga saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (13/2/2025). Ziarah makam Rasulullah SAW dan beribadah di Masjid Nabawi tersebut untuk berdoa bagi keluarga dan bangsa.
Foto: ANTARA FOTO/Monang Sinaga
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri berdoa di Raudhah atau taman surga saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (13/2/2025). Ziarah makam Rasulullah SAW dan beribadah di Masjid Nabawi tersebut untuk berdoa bagi keluarga dan bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID,,BEIJING -- Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menyebut semangat Dasa Sila Bandung yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 belum sepenuhnya tuntas. Apalagi dalam konteks perjuangan bangsa Palestina.

Pernyataan tersebut disampaikan Megawati dalam pidatonya pada forum Dialog Peradaban Global yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7/2025). Kegiatan itu diikuti 600 perwakilan dari 144 negara. 

 

“Namun, dengan segala keberhasilan yang telah kita capai sebagai bangsa-bangsa merdeka, ijinkan saya untuk menyampaikan satu kejujuran: Semangat Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya selesai,” kata Megawati dalam keterangan pers pada Kamis (10/7/2025).

 

Megawati menyebut salah satu bukti nyata semangat solidaritas dan anti-penjajahan yang tertuang dalam Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya diwujudkan adalah penderitaan yang terus dialami oleh bangsa Palestina.

 

“Bukti paling nyata adalah penderitaan yang terus dialami oleh bangsa Palestina, yang hingga hari ini masih memperjuangkan hak dasarnya untuk mempunyai negara dan menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat,” ujar Megawati.

 

Megawati menyebut dunia kini telah mengalami kemajuan luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun menurutnya hati nurani kolektif umat manusia belum sepenuhnya bergerak untuk menghentikan penderitaan tersebut.

 

“Dunia telah melesat maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi sayangnya, hati nurani kolektif kita belum seluruhnya sadar dan bergerak melihat penderitaan bangsa Palestina,” ucap Megawati.

 

Sebagai catatan, Dasa Sila Bandung adalah sepuluh prinsip hasil Konferensi Asia Afrika 1955 yang menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan, penolakan terhadap penjajahan dan rasisme, dukungan terhadap kemerdekaan nasional, serta penguatan kerja sama damai antarbangsa. Prinsip ini menjadi simbol solidaritas bangsa-bangsa Global South untuk melawan dominasi kekuatan imperialis.

 

Lewat pidatonya, Megawati mengingatkan dunia bahwa nilai-nilai anti-kolonialisme dan solidaritas Asia-Afrika yang dirintis 70 tahun lalu di Bandung masih sangat relevan dan menuntut aktualisasi konkret di tengah ketidakadilan global masa kini.

 

Dalam forum yang dihadiri 600 perwakilan dari 144 negara tersebut, Megawati didaulat sebagai pembicara pertama dilanjutkan sejumlah tokoh pimpinan negara seperti Nangolo Mbumba (Presiden keempat Namibia), Yukio Hatoyama (mantan PM Jepang), Essam Sharaf (mantan PM Mesir), Yves Leterme (mantan PM Belgia) dan Jhala Nath Khanal (mantan PM Nepal). 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement