BNN Ajak Mahasiswa Unissula Jadi Pegiat Anti Narkoba
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Unissula, Prof Gunarto, terlibat perbincangan dengan Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigjen Pol Drs Heru Pranoto, sebelum acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerja sama pencegahan penyalahgunaan narkoba, antara Unissula dan BNNP di kampus Unissula, Kaligawe, Senin (20/2). | Foto: Dok.Humas Unissula
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Prihatin atas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Air, Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Prof Gunarto, mengajak para aktivis mahasiswa untuk ikut serta menjadi pegiat anti narkoba.
Dengan begitu, mahasiswa Unissula akan berkontribusi dalam menyelamatkan generasi penerus bangsa dari jerat dan pengaruh narkoba yang dapat membahayakan masa depan bangsa Indonesia.
“Indonesia saat ini sudah ‘darurat’ narkoba, saya mengajak mahasiswa Unissula untuk ikut aktif sebagai pegiat anti narkoba,” ungkap Prof Gunarto dalam penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Unissula dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah, di kampus Unissula, Kaligawe, Senin (20/2/2023).
Dalam sambutan MoU ini, rektor menjelaskan, sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam, Unissula memiliki sumber daya yang cukup besar dalam mendukung upaya pemerintah, dalam hal ini BNNP Jateng, dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
Maka dengan MoU ini, Unissula akan bisa berkontribusi aktif dalam pencegahan serta penyalahgunaan narkoba. “Harapannya akan semakin tumbuh para pegiat anti narkoba di kampus Unissula ini,” lanjut dia.
Sementara itu Kepala BNN Jateng, Brigjen Pol Drs Heru Pranoto, mengapresiasi langkah Unissula yang mengambil peran untuk turut aktif dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
Sebab narkoba merupakan musuh bersama yang dampaknya sangat merugikan bangsa, hingga harus menjadi konsen dan mendapatkan perhatian yang serius. “Khususnya dalam upaya mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.
Semua lapisan masyarakat, tambah Heru, diimbau untuk selalu waspada dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang kian marak di berbagai lini masyarakat.
Pasalnya, Indonesia dengan populasi penduduk yang mencapai 270 juta jiwa, telah dilihat sebagai sebuah pangsa pasar yang besar menarik bagi para bandar dan para pengedar (bisnis) narkoba.
"Upaya pencegahan narkoba harus kita mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga hingga berbagai komunitas di masyarakat," tegas dia.