Rabu 22 Feb 2023 15:38 WIB

Peluang Rekind Terbuka Lebar Berbekal Pengalaman di Bidang EPC

Rekind dikenal memiliki militansi kuat, terutama dalam upaya meningkatkan kompetensi

Red: Gita Amanda
Rekind berkomitmen untuk terus meningkatkan performa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), di seluruh proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction) yang dikerjakannya.
Foto: Rekind
Rekind berkomitmen untuk terus meningkatkan performa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), di seluruh proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction) yang dikerjakannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Budi Santoso Syarif, sebagai anak perusahaan BUMN Pupuk Indonesia, memproyeksi peluang PT Rekayasa Industri (Rekind) masih terbuka lebar terutama ditinjau dari sisi militansi dan pengalaman di bidang Engineering, Procurement and Construction (EPC) yang dimiliki.

Menurut dia, militansi dan pengalaman dalam "genggaman" Rekind inilah menjadi peluang besar untuk bisa membantu pemerintah dalam menekan laju impor, seperti halnya pupuk kimia jenis NPK dan kebutuhan petrokimia lainnya.

Baca Juga

"Saya rasa kalau dilihat dari masalah impor, masih banyak yang bisa dilakukan Rekind. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pemerintah Indonesia pasti akan membangun industri petrokimia tersebut. Untuk membangun dibutuhkan perusahaan EPC. Saat ini EPC Nasional hanya tinggal Rekind. Dengan pengalaman dan kompetensi yang ada, masih banyak peluang terbuka untuk Rekind," ujar Budi Syarif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Sejauh ini Indonesia masih mengimpor kalium untuk kebutuhan produksi pupuk NPK dari Rusia. Adanya perang Rusia-Ukraina turut mengganggu pasokan Pupuk Indonesia. Selain itu, pengiriman dari negara Eropa Timur seperti Belarus juga terdampak. Padahal negara-negara itu merupakan importir pupuk terbesar bagi Indonesia.