REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Budi Santoso Syarif, sebagai anak perusahaan BUMN Pupuk Indonesia, memproyeksi peluang PT Rekayasa Industri (Rekind) masih terbuka lebar terutama ditinjau dari sisi militansi dan pengalaman di bidang Engineering, Procurement and Construction (EPC) yang dimiliki.
Menurut dia, militansi dan pengalaman dalam "genggaman" Rekind inilah menjadi peluang besar untuk bisa membantu pemerintah dalam menekan laju impor, seperti halnya pupuk kimia jenis NPK dan kebutuhan petrokimia lainnya.
"Saya rasa kalau dilihat dari masalah impor, masih banyak yang bisa dilakukan Rekind. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pemerintah Indonesia pasti akan membangun industri petrokimia tersebut. Untuk membangun dibutuhkan perusahaan EPC. Saat ini EPC Nasional hanya tinggal Rekind. Dengan pengalaman dan kompetensi yang ada, masih banyak peluang terbuka untuk Rekind," ujar Budi Syarif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Sejauh ini Indonesia masih mengimpor kalium untuk kebutuhan produksi pupuk NPK dari Rusia. Adanya perang Rusia-Ukraina turut mengganggu pasokan Pupuk Indonesia. Selain itu, pengiriman dari negara Eropa Timur seperti Belarus juga terdampak. Padahal negara-negara itu merupakan importir pupuk terbesar bagi Indonesia.