Tanggapi Kasus Dandy, Sarah Sechan: Kenapa Anak-anak Ini Bisa Jadi Begini?
Rep: Fergi Nadira/ Red: Fernan Rahadi
Sarah Sechan. | Foto: Republika/Rahma Sulistya
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pembawa Acara Sarah Sechan ikut berkomentar tentang kasus penganiayaan anak mantan pejabat pajak. Kasus ini melibatkan diantaranya pemuda berusia mulai dari 15 hingga 20 tahun.
Terlepas dari pelbagai imbas yang ditimbulkan oleh kasus ini, Sarah Sechan miris melihat perilaku yang dilakukan oleh para pemuda harapan bangsa. Ia mempertanyakan nilai-nilai apa saja yang didapat anak-anak zaman sekarang hingga nekat membenarkan diri melakukan kekerasan.
"Ini perlu banget dibicarakan. Penganiaya adalah seorang mahasiswa, pacarnya masih berusia 15 tahun. Sementara korban masih duduk di bangku SMA. Value (nilai) apa yang didapat dari lingkungan rumah dan pergaulan si penganiaya dan sang pacar sampai bisa melakukan kekerasan terhadap korban dan merasa untouchable by law??" tanya Sarah Sechan di akun Instagramnya @sarsehshoku seperti dikutip pada Ahad (24/2/2023).
Ia mengesampingkan untuk membahas perihal pekerjaan dan harta ayah pelaku. Ia lebih memilih mendesak untuk melihat akar penyebab anak muda dengan percaya diri melakukan tindak kekerasan seperti yang Mario Dandy Satrio (20 tahun) dan teman-teman seusianya lakukan terhadap korban David Ozora (17 tahun) hingga koma.
"Pada kenyataannya banyak kasus seperti ini; kekerasan, pengeroyokan, pembunuhan di antara anak-anak muda. Mengapa???? Ini nyakitin hati saya," kata Sarah Sechan.
Ia kemudian mengingatkan kepada para orang tua betapa pentingnya mendidik anak. Terutama dalam memberikan saran dan asuhan mengenai tujuan hidup sang anak.
Anak harus dijelaskan tentang konsekuensi yang diambil jika melakukan keputusan yang mereka anggap benar. "Sebab keputusan yang diambil akan mempengaruhi masa depan dan orang-orang sekitar. Pastikan kamu memilih jalan yang benar. Harta dan kekayaan nggak ada artinya kalau hidup kita nggak tentram dan damai," kata dia.
Sarah Sechan sebagai seorang ibu dari putranya tersayat melihat kejadian seperti pada kasus penganiayaan oleh Mario. Ia pun mengharapkan kesembuhan dan kepulihan korban dalam hal ini.
"Sedih hati saya sebagai seorang ibu dari anak laki-laki membaca kejadian seperti ini di media. Hanya bisa berdoa untuk kesembuhan korban, dan semoga anak-anak lain dijauhkan dari situasi seperti ini, semoga anak-anak kita selalu punya emotional intelligence yang baik untuk mengatasi emosi mereka di setiap kondisi," katanya.
Peneliti Musni Umar juga berkomentar menyoal kasus Mario dan David yang dinilainya merupakan fenomena puncak gunung es. Ia bahkan menilai bahwa pendidikan di Indonesia gagal menghadirkan anak didik yang berkarakter moral.
"Kasus Mario Dandy merupakan puncak gunung es dari masalah pendidikan kita yang gagal menghadirkan anak didik yang berkarakter moral. Pendidikan kita hanya berhasil mendidik orang pintar tapi nihil yang berkarakter moral. Akibatnya negara kita bukan semakin lama semakin baik," ujarnya di akun Twitter @musniumar