Senin 27 Feb 2023 19:50 WIB

Berbahagialah dengan Datangnya Ramadhan, Mengapa Demikian?

Ramadhan adalah bulan penuh berkah untuk Muslim

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

Baca Juga

 

 

 

 

JAKARTA– Salah satu ciri bentuk keimanan seorang Muslim adalah ketika dia berbahagia ketika dapat bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Orang beriman menyadari besarnya keutamaan bulan tersebut. 

عن أبى هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى عيه وسلم :

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Telah tiba kepada kalian Ramadhan bulan yang penuh berkah, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa padanya. Di dalam bulan ini dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan." (HR An-Nasa'i dan Al-Baihaqi dalam Shahih At-Targhib)

Ibnu Rajab menjelaskan, hadits tersebut menjadi dasar bagi umat Muslim untuk berbagi suka cita atas datangnya bulan suci Ramadhan.

"Bagaimana mungkin orang beriman tidak bergembira ketika pintu surga yang dibuka, dan bagaimana mungkin seorang pendosa tidak bersuka cita atas ditutupnya pintu neraka, dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak bahagia ketika setan-setan dibelenggu," jelasnya, seperti dikutip dari Masrawy, Senin (27/2/2023).

Dalam riwayat Thalhah bin Ubaidullah juga dijelaskan tentang dua orang laki-laki dari Baliy yang datang menemui Rasulullah SAW dan masuk Islam. 

Salah satu dari kedua orang itu lebih semangat berjihad dari yang lainnya, kemudian dia pergi berperang sehingga dia syahid. Lalu orang yang satunya lagi masih hidup selama setahun setelahnya, lalu dia meninggal dunia.

Kemudian Thalhah berkata, "Kemudian aku bermimpi seakan-akan aku berada di pintu surga. Tiba-tiba aku berada di sisi kedua laki-laki tersebut, setelah itu Malaikat keluar dari surga. Malaikat itu kemudian mengizinkan laki-laki yang meninggal dunia belakangan dari keduanya untuk memasukinya, kemudian dia keluar lagi dan mempersilakan kepada laki-laki yang telah syahid. Lalu malaikat itu kembali kepadaku dan berkata, 'Kembalilah kamu, sebab belum saatnya kamu memperoleh hal ini.'"

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

Lantas Thalhah menceritakan hal tersebut kepada orang-orang, lalu sampailah cerita ini kepada Rasulullah SAW. Nabi Muhammad bertanya tentang perkara mana yang membuat orang-orang heran. 

Lalu mereka bertanya kepada Nabi SAW soal mengapa orang yang meninggal belakangan itu justru masuk surga lebih dulu dari orang yang paling semangat berjihad lalu syahid.

Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya, "Bukankah orang ini hidup setahun setelahnya?" Mereka pun mengiyakannya. Nabi SAW bersabda, "Bukankah dia mendapatkan bulan Ramadan dan berpuasa? Dia juga telah mengerjakan sholat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun?" Mereka mengiyakannya.

Nabi SAW bersabda lagi, "Sesungguhnya di antara keduanya sangat jauh berbeda (dalam hal kebaikan) bagaikan langit dan bumi." (HR Ibnu Majah, disahihkan Ibnu Hibban)   

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement