KAKI BUKIT – Dalam sebuah perjalanan dari Zurich menuju Basel sempat terdengar percakapan bahwa ada film Bollywood yang yang dibintangi aktor top asal India, Shahrukh Khan lokasi syutingnya di Mountitlis, Swiss. Benarkah? Atau ini hanya sekedar membangun rasa penasaran saja?
Perjalanan hari itu akan menuju Basel namun singgah dahulu di Engelberg, sebuah munisipalitas di kanton Obwalden. Kota Engelberg terletak di kaki bukit pegunungan Titlis. Mount Titlis adalah bagian dari Pegunungan Alpen di Eropa, menjadi destinasi yang hendak dituju seraya berharap bisa bertemu dengan Shahrukh Khan di sana.
Pegunungan Alpen nama pegunungan yang letaknya membentang pada beberapa negara di benua biru tersebut. Pegunungan Alpen dalam bahasa Prancis disebut Alpes; dalam bahasa Italia disebut Alpi; dalam bahasa Slovenia disebut Alpe, membentang luas dari negara Austria dan Slovenia, Italia, Swiss, Liechtenstein, dan Jerman terus ke Prancis. Gunung tertinggi di Alpen adalah Mont Blanc dengan ketinggian 4.808 m terletak di perbatasan Prancis-Italia.
Perjalanan kali ini bukan hendak mendaki puncak Mont Blanc yang juga menjadi nama pulpen termahal di dunia bermerek Mont Blanc yang harganya bisa mencapai Rp20 juta, melainkan naik ke Mount Titlis yang terletak di negara Swiss, sebuah negara dengan penduduk berkisar 10 juta jiwa , atau kurang. Negara ini memiliki banyak daya tarik sehingga banyak wisatawan yang datang ke sini.
Lantas apa hubungannya Mount Titlis dengan Shahrukh Khan? Dulu ceritanya begini, sekitar tahun 1994 perusahaan film dari India melakukan syuting film berjudul Dilwale Dulhania Le Jayenge dikenal juga dengan DDLJ, kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya-artinya kira-kira, “Hati yang Berani Akan Membawa si Pengantin.”
Film DDLJ adalah film drama romantis India yang disutradarai Aditya Chopra, diproduksi oleh Yash Chopra, dibintangi oleh Shahrukh Khan dan Kajol. Selain Swiss film ini juga syuting di London dan tentunya India dari September 1994 hingga Agustus 1995 kemudian di rilis 20 Oktober 1995. Film ini meledak di pasar film, DDLJ menjadi film Bollywood terlaris pada tahun 1995, dan menjadi salah satu film India paling sukses dalam sejarah.
Dalam sejarah sinema India, film Dilwale Dulhania Le Jayenge menjadi film yang terlama diputar sejak 1995 sampai 2019, hingga saat ini film ini masih diputar di teater Maratha Mandir yang terletak di Mumbai. Percaya atau tidak, berdasarkan survei SoGoSurvey, ada 62 persen penonton berusia 36-50 tahun menyebutkan Dilwale Dulhania Le Jayenge sebagai film kisah cinta dan asmara yang abadi.
Sementara di Swiss, saat memperingati dua puluh tahun film Dilwale Dulhania Le Jayege, pemerintah Swiss meluncurkan situs informasi lengkap tentang bagaimana jika ingin mengambil gambar untuk pembuatan film dan juga peta interaktif tentang di mana saja lokasi film sedang di buat khususnya film India.
India adalah negara pertama yang melakukan pengambilan gambar untuk film komersial di Swiss, Sangam yang di rilis pada tahun 1964 adalah film India pertama yang mengambil lokasi di Swiss, dan film berjudul Evening in Paris yang rilis tahun 1967 menjadi film pertama yang memvisualkan keindahan pegunungan pegunungan Alpen di Swiss sebagai latar dari cerita film tersebut.
Pasca meledaknya film DDLJ khususnya di India, maka Swiss menjadi destinasi wisata yang paling banyak diminati wisatawan dari negeri Bollywood. Fakta ini sesuai dengan cerita seorang Ibu warga setempat yang satu cable carr menuju Mount Titlis. “Yang datang ke sini banyak dari India dan China.” Fakta yang yang terlihat memang banyak wisatawan dari Asia didominasi dari dua negara tersebut. Juga ada Indonesia dan Malaysia.
Kami berdua, saya dan istri Aina Rumiyati Aziz adalah bagian dari wisatawan datang Mount Titlis setelah sebelumnya rute perjalanan ke Eropa berubah. Rencananya awalnya dari Jakarta kami terbang dan akan mendarat di Paris, Prancis. Ternyata terjadi perubahan, tiket penerbangan yang ada dari Jakarta menuju bandara Zurich, Swiss. Perubahan itu juga harus mengubah rencana perjalanan, jika mendarat di Swiss berarti harus sampai ke Mount Titlis.
Mendarat di Bandara Zurich saat pagi hari waktu setempat setelah sebelumnya transit di Abu Dhabi. Burung besi maskapai Etihad mendarat dengan mulus saat matahari belum tampat menyapa Bandara Internasional Zurich. Selesai urusan imigrasi, rute perjalanan pertama tidak langsung menuju Mount Titlis melainkan berputar-putar atau raun-raun dulu
“Tidak komplet bila sudah sampai Swiss kita tidak naik ke Mount Titlis,” kata istri saya. Ya, kami akan ke Mount Titlis salah satu destinasi di Eropa yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai penjuru dunia menuju hamparan salju untuk sekedar bermain dengan salju atau main ski di Mount Titlis tempat adanya salju abadi.
Mount Titlis baru dijangkau pada hari kedua setelah berada di Swiss atau Switzerland yang merupakan negara konfederasi. Hari pertama sebelum menuju hotel adalah berkeliling Zurich dengan mendatangi beberapa tempat yang memang menarik dan khas banget dengan Swiss yang mungkin tidak ada di negara lain. Kalau kita mencari di internet ada banyak tawaran yang bisa didatangi selama di Zurich. Sepert, “Ini 12 Obyek Wisata Terbaik ” dan lain-lain.
Jika waktu yang tersedia luang, maka bisa saja 12 atau 20 destinasi wisata di Zurich bisa didatangi satu persatu. Jika waktu yang ada singkat, kunjungi saja beberapa destinasi, yang penting ada sudah pernah ke Zurich. Ingat Zurich itu bukan ibu kota negara Swiss, ibu kotanya bernama Bern. Namun Zurich adalah kota terbesar di negara yang memiliki empat bahasa resmi yaitu bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Italia dan bahasa Romande.
Setelah mengunjungi beberapa tempat di Zurich kami menuju hotel untuk beristirahat di Hotel Park Inn Radisson yang letaknya tidak jauh dari Bandara Zurich yang beralamat di Flughofstrasse 75, 8153 Rümlang, Swiss,
Sementara Mount Titlis menjadi salah satu tempat favorit yang jaraknya tidak jauh-jauh banget dari beberapa kota di Swiss. Seperti dari Zurich perjalanan menuju Engelberg bisa menggunakan bus atau kereta. Hanya butuh waktu sekitar 90 menit untuk tiba di Engelberg dari Zurich.
Dalam perjalanan dari atas bus sudah terlihat salju abada di puncak ketinggian Pegunungan Alpen. Melewati desa-desa antara Zurich dan Engelberg dengan padang rumput luar berlatar belakang salju, jadi teringat pada sebuah iklan permen yang dulu bisa dilihat di layar televisi.
Untuk bisa mencapai puncak Mount Titlis menggunakan cable car pengunjung harus membeli tiket. Beli di loket harus antri, namun tiket bisa dibeli secara online dengan harga. Beli di loket harganya 92 Franc Swiss (CHF) untuk perjalanan pergi - pulang.
Mount Titlis di Engelberg tingginya 3.239 meter dari permukaan laut untuk mencapainya harus dengan menaiki cable car. Dalam perjalanan ada tiga lokasi pemberhentian atau stasiun cable car untuk sampai ke puncak. Pemberhentian pertama, Gerschnialp ketinggiannya 1.300 meter, ini tempat pemberhentian bagi mereka yang ingin bermain ski.
Karena kami datang bukan hendak bermain ski, kami tidak turun di sini, tetap duduk dalam cable car untuk menuju ke lokasi pemberhentian kedua Rinder Titlis pada ketinggian 2.075 meter. Tempat ini juga untuk pengunjung yang ingin bermain ski dan bermain salju dan menikmati pemandangan Pegunungan Alpen.
Masih ada satu stasiun pemberhentian lagi yaitu puncak Mount Titlis. Di stasisun pemberhentian kedua ini harus pindah ke cable car yang ukurannya lebih besar. Cable car pertama hanya bisa mengangkut enam orang, nah cable car ini sekali perjalanan bisa mengangkut sekitar 40 atau 50 orang. Cable car ini berbentuk bulat dan bisa berputar selama perjalanan. Ada yang menyebut ini rotating cable car pertama di dunia. Dengan dinding kaca transparan bisa menikmati setiap sudut keindahan Pegunungan Alpen dan Mount Titlis.
Di pemberhentian cable car terakhir di puncak Mount Titlis ada gedung berlantai lima. Di lantai kedua ada restoran atau cafe bisa untuk beristirahat, lantai ketiga juga ada restoran dan toko suvenir juga ada toko menjual es krim walau di luar ruangan suhu udara sudah dingin. Suhu tempat di salju abadi ini bisa sampai 0 derajat celcius atau minus.
Menuju lantai empat ada panorama room dan lounge untuk beristirahat menikmati pemandangan puncak Gunung Titlis dari dinding kaca. Menuju lantai lima, saatnya menikmati alam terbuka Mount Titlis dari Panorama Terrace dan untuk bermain salju sepuasnya dan berfoto dengan berbagai sudut pemandangan gunung es yang luar biasa indah. Mau swa foto di sini juga boleh kok.
Di sini ada beberapa destinasi yang ditawarkan, bisa masuk ke Glacier Cave sebuah gua es atau gua gletser sepanjang 150 meter dengan dinding es berusia hingga 5.000 tahun. Suhu di sini sangat dingin bisa minus di bawah 0 derajat Celcius.
Atau mencoba adu nyali dengan berjalan di Titlis Cliff Walk atau Suspension Bridge adalah jembatan gantung tertinggi di Eropa dengan pemandangan di bawahnya jurang dan tebing serta puncak-puncak gunung salju. Jembatan ini lebarnya satu meter dengan panjang lintasan 100 meter. Atau naik kursi gantung Ice Flyer yang akan membawa dekati ceruk dan turun ke Glacier Park. Naik Ice Flyer ya beli tiket lagi yang harganya 12 CHF Bisa juga bermain snowtubing atau meluncur di atas salju tanpa harus dengan bermain ski.
Harus diingat dan selalu dicatat, karena suhu di Mount Titlis sangat dingin maka mereka yang berkunjung ke sini harus melengkapi diri dengan perlengkapan pakaian yang mampu melawan rasa dingin.
Setelah lelah menikmati indahnya Mount Titlis dengan segala atraksinya, ternyata rasa lapar begitu cepat datangnya. Sekarang giliran untuk mengisi perut. Pilihan untuk makan siang bukan ke restoran melainkan makan siang di panorama terrace pada ketinggian 3.020 meter dengan bekal menu Indonesia yang sudah dipersiapkan dari hotel, salah satunya mie cup, karena saat naik ke atas sudah membawa termos kecil berisi air panas.
Ternyata nikmat juga, makan siang dengan mie dibawa dari Indonesia di tengah udara yang dingin dan salju di sekelilingnya. Di meja sebelah ada juga yang datang dari Malaysia ternyata mereka juga terlihat nikmat makan dengan nasi dan lauknya. Mungkin saja, kita yang datang dari Indonesia atau dari ranah Melayu lidahnya kurang bersahabat dengan menu Eropa.
Usai makan mata menjelajah ke setiap sudut di teras yang banyak pengunjungnya dari mancanegara. Di salah satu sudut banyak orang berdiri menanti giliran berfoto pada sebuah standing poster. Ternyata mereka rela menunggu walau tidak antri untuk berfoto bersama “Shahrukh Khan dan Kajol.”
Tidak ada Shahrukh Khan dan Kajol di Mount Titlis yang ada hanya standing poster dua bintang film Bollywood. Maka urung jumpa Shahrukh Khan di pelataran salju abadi Pegunungan Alpen di puncak Mount Titlis. Tak ada rasa kecewa, yang ada adalah rasa syukur bisa mencapai puncak Mount Titlis dengan keindahan alam ciptaan Allah SWT. (maspril aries)