Rabu 01 Mar 2023 13:36 WIB

Laporan IAEA Sebut Pengayaan Uranium Iran telah Mendekati Tingkat Senjata Nuklir

Diperlukan lebih dari 55 kg uranium yang diperkaya hingga 60 persen untuk membuat bom

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik pengayaan uranium, di Qom, Iran
Pabrik pengayaan uranium, di Qom, Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sedang berdiskusi dengan Iran tentang asal partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7 persen. Kadar tersebut sangat dekat dengan tingkat untuk penggunaan senjata.

Partikel uranium yang telah diperkaya tersebut ditemukan di pabrik pengayaan Fordo, sebuah laporan oleh pengawas yang dikonfirmasi oleh Reuters pada Selasa (28/2/2023).

Baca Juga

Para diplomat mengatakan pekan lalu bahwa badan tersebut telah menemukan jejak di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordo (FFEP), tempat Iran memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen. Sementara kadar uranium murni untuk penggunaan senjata sekitar 90 persen. Meskipun ada lonjakan tingkat pengayaan dapat terjadi dan ini bisa saja tidak disengaja, tapi menurut pengawas lonjakan ini relatif besar.

Jejak itu ditemukan dalam produk dari dua kaskade yang saling berhubungan, atau kelompok, sentrifugal canggih di Fordo yang memperkaya hingga 60 persen. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegur Iran dalam laporan sebelumnya karena membuat perubahan substansial pada kaskade tersebut tanpa memberitahukannya.

“Mengenai asal partikel yang diperkaya di atas 60 persen U-235, yang diidentifikasi setelah penerapan konfigurasi kaskade baru di FFEP, diskusi dengan Iran masih berlanjut,” kata laporan rahasia IAEA kepada negara-negara anggota.

"Iran memberi tahu IAEA bahwa fluktuasi yang tidak diinginkan dalam tingkat pengayaan mungkin telah terjadi selama periode transisi pada saat menugaskan proses (60 persen) produk (di November 2022) atau saat mengganti tabung umpan," tambahnya.

Laporan itu juga mengatakan stok uranium yang diperkaya hingga 60 persen, yang diproduksi di dua lokasi, telah tumbuh sebesar 25,2 kg menjadi 87,5 kg sejak laporan triwulanan terakhir. "Total persediaan uranium yang diperkaya hingga tingkat itu dan tingkat yang lebih rendah diperkirakan mencapai 3.760,8 kg, " kata laporan itu.

Menurut terminologi IAEA, sekitar 42 kg uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen adalah kuantitas signifikan, yang didefinisikan sebagai perkiraan jumlah bahan nuklir yang tidak dapat dikesampingkan untuk pembuatan alat peledak nuklir.

Namun, seorang diplomat senior memperingatkan bahwa dalam praktiknya diperlukan lebih dari 55 kg uranium yang diperkaya hingga 60 persen untuk membuat satu bom nuklir karena beberapa bahan terbuang selama pengayaan.

Iran pernah menyangkal tidak ingin membuat senjata nuklir dan mengatakan hanya ingin menguasai teknologi nuklir untuk penggunaan sipil.

Laporan triwulanan kedua tentang penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap jejak uranium yang ditemukan di tiga situs yang tidak diumumkan di Iran. Ini juga dijadwalkan akan dilaporkan sebelum pertemuan Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara minggu depan, laporan tidak akan dikeluarkan sampai akhir minggu ini, kata para pejabat IAEA.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement