REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai kemungkinan Partai Golkar akan menolak usulan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Menurutnya, ada beberapa alasan Golkar menolak mengusung Gubernur Jawa Tengah itu dari KIB
Pertama, penolakan Golkar terhadap Ganjar dapat mementahkan dugaan KIB sebagai bentukan Presiden Joko Widodo untuk Ganjar. Kedua, akan menjadi pertanyaan posisi pencapresan Airlangga Hartarto terhadap hasil Musyawarah Nasional jika menerima usulan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mengusung Ganjar.
Sebab, dalam forum keputusan tertinggi (Munas) Partai Golkar sudah memutuskan mengusung Airlangga sebagai calon presiden. "Kalau Airlangga menerima usulan PAN maka posisinya sebagai ketum akan menjadi pertanyaan. Oleh sabab itu, kemungkinan Golkar akan menolak Ganjar menjadi capres dari KIB,” tutur Jamiluddin Ritonga dalam keterangan, Kamis (3/3/2023).
Ia mengatakan, jika Golkar tak merestui pencalonan Ganjar, maka syarat pencalonan Ganjar dari KIB tidak akan terpenuhi. Sebab, jika hanya PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tidak akan memenuhi 20 persen. Di sisi lain, pencalonan Ganjar melalui KIB juga akan lebih memersulit diusung PDI Perjuangan.
“Bagi Ganjar sendiri, tentu akan memersulitnya untuk diusung PDIP. Megawati Soekarnoputri tampaknya akan semakin kukuh tidak akan mengusung Ganjar,” ujarnya.
Jamiluddin menilai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merupakan tipe pemimpin yang tidak mau menyerah dengan tekanan. "Ia justru akan semakin bergeming bila tekanan itu semakin menguat. Bisa jadi Megawati akan mencoret Ganjar dari bursa (capres PDIP),” tegasnya.
Di sisi lain, mantan dekan Fikom IISIP Jakarta ini menilai niat PAN mengusung Ganjar justru memerlihatkan partai yang dipimpin Ketua Umum Zulkifli Hasan itu tidak konsisten dengan komitmennya dalam pembentukan KIB bersama Golkar dan PPP.
Sebab, tiga parpol itu awalnya bergabung di KIB berkomitmen untuk mencalonkan kadernya masing-masing. Jamiluddin memerkirakan, alasan PAN tak konsisten dengan komitmennya di KIB karena salah satunya tak ada kader yang layak untuk diusung sebagai capres.
"Hal itu terlihat dari elektabilitas kader PAN yang sangat rendah. Bahkan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan saja elektabilitas sangat rendah,” ujarnya.
Dengan kondisi itu, PAN kemungkinan tidak percaya diri untuk mengusung capres dari internal mereka. Sebab, peluang nama yang diusulkan PAN untuk ditolak Golkar dan PPP sangat besar.
Sementara, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menilai dukungan sebuah partai ke kader partai lain sebagai pergeseran dari demokrasi substansial ke demokrasi elektoral. "Banyak yang tidak percaya diri untuk melakukan pelembagaan dan kemudian membangun kaderisasi dari internal partai," ujar Hasto di sekolah PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (2/3/2023).