REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menemukan ratusan remaja putri jenjang pendidikan SMP hingga SMA mengalami anemia. Anemia ini ditemukan karena remaja yang melakukan diet ketat.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes Kabupaten Bantul, Siti Marlina mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan Hemoglobin (HB) kepada 700 remaja putri di Bantul. Dari pemeriksaan tersebut, 29 persen remaja putri ditemukan mengalami anemia.
Artinya, setidaknya ada 203 remaja putri yang ditemukan anemia di Bantul. Sedangkan, anemia sendiri dapat memicu persoalan stunting."Jadi di Bantul itu kami melakukan pemeriksaan, ada 700 siswa remaja putri yang kami lakukan pemeriksaan HB, itu sekitar 29 persen mengalami anemia. Ini jadi keprihatinan," kata Marlina kepada Republika, Jumat (3/3).
Remaja Bantul yang mengalami anemia akibat diet ketat ini diketahui karena meniru kehidupan idol. Hal ini sebelumnya juga disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang mana diet ketat dapat mengakibatkan anemia dan memicu stunting.
"Kalau Pak Bupati bilang bahwa banyak yang diet ketat, mungkin iya, karena ternyata anemianya cukup banyak," jelasnya.
Melihat fenomena ini, Marlina menyebut bahwa remaja putri yang melakukan diet harus tetap memperhatikan tata cara diet yang sehat dan seimbang. Dengan diket ketat hingga mengalami anemia, justru hanya menimbulkan masalah kesehatan lainnya bagi remaja putri.
"Mereka (remaja putri) harus mengkonsumsi makanan diet seimbang. Jadi tidak boleh diet ketat yang hanya makan cemilan, tapi kalori yang dibutuhkan cukup, itu dipenuhi dengan karbohidrat dan juga protein," tegas Marlina.
Fenomena ratusan remaja putri yang melakukan ketat diet hingga mengalami anemia ini menjadi keprihatinan bagi pihaknya. Sebab, anemia bisa memicu stunting, terutama jika dialami ibu hamil karena bisa melahirkan anak dengan kondisi stunting.