REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan akan kembali membahas ihwal kelanjutan rencana pembuatan buffer zone atau zona penyangga antara Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta, dengan pemukiman warga. Hal itu menyusul terjadinya kebakaran besar yang melanda area TBBM Plumpang, Koja, Jakarta Utara yang memakan belasan korban jiwa pada Jumat (3/3/2023) malam.
"Ya kita kerja sama lah dengan Pertamina (melanjutkan rencana pembuatan buffer zone)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono kepada wartawan saat mengunjungi lokasi kebakaran Plumpang di Jakarta Utara, Sabtu (4/4/2023).
Joko mengatakan, dengan adanya buffer zone, diharapkan kawasan permukiman warga di dekat area TBBM Pertamina Plumpang bisa lebih aman dan tidak lagi terjadi ledakan yang menyebabkan kebakaran besar. Namun, dia tidak menjelaskan teknis detail mengenai rencana tersebut.
"Pastinya semua itu kan upaya-upaya untuk mengarah yang lebih bagus, kita membuat suatu zona-zona nyaman buat penduduk. Mudah-mudahan warga tidak terlalu sulit digeser," kata dia.
Depo Pertamina Plumpang diketahui pernah meledak hebat pada 2009. Kejadian itu mendorong pihak Pemprov DKI Jakarta dan Pertamina membahas mengenai buffer zone. Lantas, ledakan yang menyebabkan kebakaran hebat kembali terjadi pada tahun ini, nahasnya memakan banyak korban jiwa, sehingga rencana pembuatan buffer zone kembali digodok.
Pada kesempatan terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyinggung soal buffer zone saat mengunjungi lokasi kebakaran bersama Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin, Sabtu (4/3/2023) siang . Hal tersebut tidak hanya ditekankan pada Pertamina, tetapi juga BUMN-BUMN lainnya.
Erick menyebut, ia sejak awal sudah menekankan kepada seluruh BUMN yang masuk menjadi kawasan objek vital nasional (obvitnas) agar memiliki buffer zone yang tidak terlalu dengan dengan permukiman warga.