REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Cina melontarkan komentar terbaru terkait konflik Rusia-Ukraina. Menlu Cina Qin Gang meyakini, krisis di Ukraina digerakkan ‘tangan tak terlihat’ atau invisible hand. Kekuatan ini yang mendorong eskalasi konflik yang hingga kini belum berakhir.
‘’Tangan tak terlihat itu memanfaatkan krisis Ukraina untuk memuluskan agenda geopolitik mereka,’’ ungkap Qin dalam konferensi pers di sela rapat tahunan parleman di Beijing seperti dilansir laman berita Aljazirah, Selasa (7/3/2023)
Sayangnya, Qin tak secara spesifik menunjuk siapa yang ia maksud kekuatan ‘tangan tak terlihat’ itu. Berbeda dengan sikap menlu Quad, yakni AS, Australia, Jepang, India di New Delhi pekan lalu yang menyebut soal kian agresif dan menguatnya pengaruh Cina. Mereka menyebut langsung Cina.
Qin menyerukan dialog mesti segera digelar untuk menyelesaikan krisis Rusia-Ukraina. ‘’Konflik, sanksi, dan tekanan tak akan menyelesaikan masalah. Proses pembicaraan damai mestinya segera dimulai. Legitimasi keamanan setiap pihak juga sepatutnya dihargai.’’
Ia menegaskan, Beijing tak menyediakan senjata bagi pihak-pihak berkonflik. AS sebelumnya menegaskan, Cina bakal menghadapi konsekuensi jika mengirimkan senjata mematikan untuk membantu sekutunya, Rusia.