Selasa 07 Mar 2023 20:32 WIB

Orang Tua Diharap tak Biarkan Anak Gemuk dan Tembem

Obesitas digolongkan penyakit yang perlu intervensi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Bayi sedang menimbang berat badan. Dokter meminta orang tua melakukan empat hal ini untuk mencegah obesitas pada anak. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Bayi sedang menimbang berat badan. Dokter meminta orang tua melakukan empat hal ini untuk mencegah obesitas pada anak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Banyak kalangan masyarakat melihat anak-anak terutama balita yang berbadan gemuk dan pipi tembem sebagai suatu hal yang menggemaskan. Sehingga balita gemuk dan tembem dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal kondisi itu menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, merupakan penyakit obesitas.

"Obesitas merupakan masalah global, sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Pada tahun 2030 itu diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas," kata Maxi, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Maxi menjelaskan obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Gejala klinis yang dijumpai mulai dari bagian atas tubuh yaitu pada kepala wajah bulat, pipi tembem, dagu rangkap. Pada leher tampak pendek dan terdapat bercak kehitaman di belakang leher, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.

Menurut Maxi, obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit-penyakit tidak menular antara lain diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya, serta berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi.

"Obesitas digolongkan penyakit yang perlu intervensi secara komprehensif. Selain memberikan dampak terhadap penyakit tidak menular obesitas juga berdampak kerugian ekonomi yang dipicu oleh biaya perawatan yang tinggi," ujar Maxi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement