Kamis 09 Mar 2023 11:12 WIB

Panen Raya Tiba, Bulog Akui Harga Beli Beras Masih Tinggi

Bulog serap beras petani dengan harga Rp 8.300 per kg hingga maksimal Rp 9.000 per kg

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja memikul karung berisi beras di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2023). Menurut pedagang di pasar tersebut harga beras sejak dua pekan terakhir mengalami kenaikan dari harga Rp9.500 menjadi Rp11.500 per kilogram untuk beras medium, sedangkan untuk beras premium dari harga Rp54.000 menjadi Rp56.000 per kilogram.
Foto: Antara/Yudi
Pekerja memikul karung berisi beras di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2023). Menurut pedagang di pasar tersebut harga beras sejak dua pekan terakhir mengalami kenaikan dari harga Rp9.500 menjadi Rp11.500 per kilogram untuk beras medium, sedangkan untuk beras premium dari harga Rp54.000 menjadi Rp56.000 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim puncak panen raya pertama mulai berlangsung sejak Maret hingga April mendatang. Meski panen raya telah tiba, Perum Bulog mengakui harga beras dari produsen masih cukup tinggi. Diharapkan seiring pasokan panen yang terus bertambah, harga bakal melandai.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengatkan, Bulog telah diberikan fleksibilitas harga dalam menyerap beras petani dengan harga Rp 8.300 per kg hingga maksimal Rp 9.000 per kg untuk dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP).

Baca Juga

Namun, Awaluddin mengatakan, rata-rata harga beras di tingkat hulu hingga saat ini masih cukup tinggi. "Masih relatif tinggi di atas harga fleksibilitas, tapi tentunya juga sudah ada yang bisa dibeli dengan harga Rp 9.000 per kg," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (9/3/2023).

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium di tingkat produsen (penggilingan) masih bertahan di level Rp 10.220 per kg, sedangkan beras premium Rp 11.620 per kg.

Menurut dia, tingginya harga gabah maupun beras dari petani karena pasokan yang belum melimpah. Mengingat musim panen baru berlangsung sehingga masih dibutuhkan waktu untuk proses menjadi gabah dan beras yang siap dijual.

Sementara ini produksi-produksi beras dari sejumlah sentra masih difokuskan untuk mengisi pasar-pasar lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. "Musim panen masih panjang, beras yang ada masih mengisi pasar. Prinsipnya kita terus upaya lakukan penyerapan," kata Awaluddin.

Seperti diketahui, Badan Pangan Nasional (NFA) telah menugaskan Bulog untuk mengelola 2,4 juta ton cadangan beras pemerintah. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari yang diwajibkan tahun lalu sebanyak 1,2 juta ton. Adapun sejauh ini volume cadangan beras pemerintah masih di bawah 1 juta ton.

Di samping melakukan penyerapan, Awaluddin menyampaikan, operasi pasar beras di pasar konsumen masih terus dilakukan. Volume operasi pasar tercatat mengalami kenaikan sejak awal tahun.

Selama Januari, total volume operasi pasar beras yang digelontorkan Bulog mencapai 186 ribu ton dan meningkat menjadi 227 ribu ton pada Februari. Adapun pada pekan pertama Maret, operasi pasar beras baru mencapai 16 ribu ton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement