REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Polresta Bogor Kota memburu pelaku pembacokan yang menewaskan siswa SMK Bina Warga 1, Arya Saputra (16 tahun) di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terlebih dulu.
"Kita akan tangkap pelakunya. Sekarang masih diselidiki. Tunggu hasil penyelidikan dulu baru kita tangkap pelakunya," kata Kapolresta Bogor Kota, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso usai melihat kondisi Arya Saputra di Rumah Sakit FMC, Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Arya yang merupakan siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), tewas dibacok oleh orang tidak dikenal sekitar pukul 09.30 saat hendak menyeberang dari ujung gang di pinggir Jalan Raya Jakarta-Bogor, tepatnya tidak jauh dari simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Salah seorang saksi, Andre menjelaskan, bahwa sebelum kejadian, Arya bersama lima orang temannya hendak menyeberang jalan. Kemudian, dari arah Cibinong, datang tiga pelajar mengendarai sepeda motor lalu menyerang menggunakan pedang.
Setelah mendapat sabetan pedang pada bagian pipi tepatnya di bawah telinga, Arya langsung terkapar. Rekan korban sempat melarikan diri, sebelum kembali untuk menolong korban dibantu warga sekitar yang memberhentikan ambulans, lalu membawa Arya ke RS FMC.
"Iya pas di lampu merah itu, pelajar yang pakai motor langsung membacok pelajar yang mau nyeberang lampu merah," kata Andre.
Sementara, orang tua Arya, Jai (56) ditemui di Rumah Sakit FMC mengaku, tidak terima atas tindakan kriminal yang menimpa anaknya. Ia pun meminta, pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal.
"Sangat sadis sekali, sekali lagi saya meminta kepada kepolisian untuk segera menangkap pelaku," kata Jai yang merupakan warga Desa Cijujung, Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Ia menyebutkan, Arya adalah sosok baik yang baik, sehingga ia meyakini putranya tersebut tidak memiliki musuh dan bermasalah baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
"Sehari-harinya anak ini baik, tidak pernah macam-macam. Bahkan, saya sering mengingatkan dia untuk langsung pulang setelah selesai sekolah, saya juga tidak mendapat firasat apa-apa," kata Jai.