REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sabu merupakan narkotika kedua setelah ganja yang paling banyak disalahgunakan di Indonesia menurut hasil survei BNN RI Tahun 2019. Narkoba jenis ini yang membuat aktor Ammar Zoni kembali ditangkap polisi. Kala itu, polisi menemukan barang bukti sekitar satu gram sabu.
Sabu atau metamfetamina merupakan obat stimulan yang bisa membuat penggunanya merasa ekstra berenergi. Sabu bisa digunakan dengan beragam cara, mulai dari dihisap seperti rokok hingga dihirup lewat hidung.
Ketika masuk ke dalam tubuh, metamfetamin akan menghasilkan lebih banyak dopamin atau hormon bahagia di otak. Paparan dopamin dalam jumlah besar ini bisa memunculkan perasaan ingin terus menggunakan metamfetamin, lagi dan lagi.
Selain sangat adiktif, penyalahgunaan metamfetamin juga bisa mengubah cara otak bekerja. Lambat laun, orang yang sudah mengalami adiksi akan mulai merasakan beragam gejala bila berhenti menggunakan metamfetamin. Karena inilah, orang-orang yang sudah mengalami adiksi terhadap sabu atau metamfetamin sulit untuk berhenti.
"Setiap orang bisa menjadi kecanduan metamfetamin," kata National Institute on Drug Abuse melalui laman resminya.
Terapi yang tepat memang bisa membantu pecandu sabu untuk merasa lebih baik dan berhenti menggunakan metamfetamin. Akan tetapi, terapi untuk mengatasi kecanduan ini membutuhkan kerja keras. Orang yang kecanduan juga bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat benar-benar pulih dari adiksinya.
"Cara terbaik adalah tidak pernah menyalahgunakan obat ini sejak awal," kata National Institute on Drug Abuse.
National Institute on Drug Abuse menambahkan, ada efek jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dirasakan oleh pecandu sabu. Berikut ini adalah efek-efek tersebut:
Efek jangka pendek:
1. Merasa lebih berenergi
2. Suhu tubuh tinggi
3. Detak jantung cepat
4. Napas lebih cepat
5. Tidak merasa lapar
Efek jangka panjang:
1. Kecemasan dan kebingungan
2. Kulit gatal dan timbul luka akibat garukan
3. Penurunan berat badan drastis
4. Gigi membusuk
Tak hanya itu, National Institute on Drug Abuse mengatakan ada beragam konsekuensi negatif lain yang bisa dirasakan oleh pecandu sabu dalam jangka panjang. Konsekuensi negatif tersebut adalah perubahan struktur serta fungsi otak, penurunan daya ingat, masalah tidur, perubahan perilaku menjadi kasar, paranoia, serta halusinasi.
Pecandu sabu juga bisa berisiko mengalami overdosis akibat penggunaan sabu atau metamfetamina dalam dosis yang terlalu berlebihan. Overdosis ini dapat memunculkan beragam reaksi atau gejala berbahaya, dan bahkan kematian.
Bila mendapati orang-orang terdekat menunjukkan efek atau gejala penyalahgunaan sabu, segera bantu orang tersebut untuk mendapatkan terapi. Di Indonesia, layanan rehabilitasi ini bisa diakses melalui laman https://rehabilitasi.bnn.go.id milik BNN.