REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), Selasa (14/3/2023). GPM digelar serentak di lima kecamatan wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat.
GPM kali ini merupakan yang kedua, setelah edisi perdana pada 23 Februari 2023. Ratusan warga menyambut GPM yang menyediakan beragam komoditas dengan harga jual di bawah harga di pasaran.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, GPM merupakan salah satu upaya mengendalikan inflasi dan daya beli masyarakat. “Kenaikan harga jelang Ramadhan wajar. Namun, kami ingin membantu masyarakat dengan menyediakan komoditas yang harganya di bawah standar pasar,” ujar Eti, selepas memantau pelaksanaan GPM di Lapangan Kebonpelok, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.
Selain di Harjamukti, GPM digelar di Kantor Kecamatan Lemahwungkuk, di halaman Kantor Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, di Lapangan Markas Korem 063/SGJ Kecamatan Kesambi, dan di Jalan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon Yati Rohayati, komoditas yang disediakan pada GPM ini merupakan dukungan dari Bulog Cirebon, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, BJB Cirebon, serta rekanan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian Kota Cirebon.
Pada GPM ini, beras dengan berat lima kilogram dijual Rp 47 ribu, telur ayam Rp 24 ribu per kilogram, bawang merah Rp 28 ribu per kilogram, bawang putih Rp 30 ribu per kilogram, minyak goreng 900 mililiter Rp 13.500, dan gula pasir Rp 13.500 per kilogram.
Yati mengatakan, pada GPM kali ini tidak diberlakukan kupon, sehingga masyarakat bebas membeli sejumlah komoditas. Kecuali untuk komoditas beras, yang pembeliannya dibatasi maksimal kemasan atau sepuluh kilogram, serta telur, maksimal dua kilogram.
“Kami yakin masyarakat membeli sesuai kebutuhan, apalagi sejumlah komoditas pangan rawan busuk, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih,” ujar Yati.