REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dermaplaning kini menjadi salah satu tren kecantikan. Dermaplaning adalah metode eksfoliasi kulit wajah dengan cara menggunakan pisau khusus wajah untuk menyingkirkan sel kulit mati, penumpukan minyak berlebih, dan rambut halus di wajah yang bisa menyumbat pori
Di Tiktok, video tentang pencukuran rambut halus di wajah telah ditonton lebih dari 3,3 miliar kali. "Dermaplaning adalah proses pengelupasan kulit secara manual menggunakan pisau tajam pada kulit," ujar profesor dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, dr Joshua Zeichner, seperti dilansir laman Insider, Kamis (16/3/2023).
Pada saat yang sama, cara ini menghilangkan sel-sel mati dan rambut. Mata pisaunya mencukur bulu-bulu kecil di pipi dan garis rahang, sekaligus mengikis kulit yang terkelupas dengan lembut. Yang perlu Anda ketahui, ada risiko yang mungkin timbul jika melakukannya terlalu sering.
Menurut profesor klinis dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai, dr Cameron Rokhstar, manfaat nomor satu dermaplaning adalah dapat mencerahkan kulit Anda. Selain itu, cara tersebut juga dipercaya untuk meningkatkan kolagen dan mengurangi garis-garis halus.
Dalam jangka panjang, dermaplaning secara teratur diyakini memiliki efek anti penuaan dan bekerja mirip dengan microneedling. Menurut Rokhsar, pemikiran ini berasal dari pengamatan dari aktivitas bercukur laki-laki. Beberapa percaya, kulit pria tidak banyak keriput seperti kulit wanita karena pria secara teratur mencukur wajah mereka.
Aktivitas tersebut dipercaya mampu meningkatkan produksi kolagen kulit. Namun sejauh ini, itu hanya sebuah hipotesis dan belum didukung oleh penelitian ilmiah.
Baik Rokhsar maupun Zeichner mengatakan, jika dilakukan dengan benar, prosedur dermaplaning akan aman dan efektif. "Namun jika melakukannya secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan kulit," kata Zeichner.
Dia merekomendasikan dermaplaning hanya dilakukan sepekan sekali. Anda dapat menggunakan pisau cukur lurus atau perangkat dengan bilah berosilasi.
Berhati-hatilah saat melakukannya sendiri, jangan sampai menekannya terlalu keras. Seperti rutinitas perawatan kulit lainnya, Anda harus menghindari menyentuh jerawat aktif karena dapat menyebabkan jaringan parut atau jerawat yang lebih parah.