REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, seseorang dapat mengalami berbagai masalah kesehatan. Hal itu karena kelebihan gula dalam darah dapat mengiritasi pembuluh darah.
Menurut Mayo Clinic, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, saraf, dan kekebalan tubuh. Diabetes tipe 2 memengaruhi banyak organ utama, termasuk jantung, pembuluh darah, saraf, mata, dan ginjal.
Beberapa tanda peringatan gula darah tinggi adalah gusi berdarah, munculnya risiko amputasi, dan penyakit mata. Untuk penyakit gusi, badan amal Diabetes UK mengatakan bahwa penderita diabetes berisiko mengalami masalah gigi, seperti penyakit periodontal.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menjelaskan gusi berdarah adalah tanda penyakit gusi yang dapat berupa gusi "bengkak, merah, dan sakit". Penyakit gusi juga dapat menyebabkan bau mulut, rasa tidak enak di mulut, dan gigi menjadi goyang atau tanggal.
Diabetes UK menjelaskan penyakit gusi juga disebabkan oleh satu kelompok bakteri dalam plak yang membuat racun mengobarkan gusi, dan dikenal sebagai gingivitis. Ini dapat menyebabkan hilangnya tulang di sekitar gigi dan resesi gusi dari waktu ke waktu. Kemudian dapat menyebabkan kehilangan gigi, yang dikenal sebagai periodontitis.
"Gusi yang berdarah saat Anda menyikat gigi tidak pernah normal dan Anda harus menemui dokter gigi," kata Diabetes UK, seperti dikutip dari laman Express, Jumat (17/3/2023).
Jika seseorang bisa mengendalikan penyakit gusi, kemungkinan untuk meningkatkan manajemen kontrol gula darah akan meningkat. Gusi berdarah bukan satu-satunya kekhawatiran saat menderita diabetes tipe 2, karena kondisi ini dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.
NHS melaporkan bahwa orang yang menderita diabetes, 15 kali lebih mungkin menjalani amputasi daripada orang lain tanpa kondisi tersebut. Ulkus atau bisul yang tidak sembuh dan infeksi kaki adalah penyebab utama amputasi akibat diabetes, menurut Diabetes UK.
"Ulkus kaki diabetik mendahului lebih dari 80 persen amputasi," ungkap badan amal itu.
Salah satu komplikasi diabetes tipe 2 lainnya adalah retinopati diabetik, yang dikenal sebagai penyakit mata. Jika dibiarkan tidak terdiagnosis dan tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan setelah beberapa tahun.
Inilah sebabnya mengapa penderita diabetes harus tetap memeriksakan kesehatannya. Dengan begitu, perburukan kondisi bisa dicegah.