REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman umum yang mengaitkan jerawat hanya sebagai masalah remaja ternyata jauh dari kebenaran. Di era modern ini, jerawat dewasa (adult acne) semakin umum terjadi, dan banyaknya mitos seputar penyebab dan penyembuhannya sering kali membuat penanganan kulit menjadi membingungkan.
Berikut ini lima mitos paling umum seputar jerawat menurut dokter kulit bersertifikat yang berspesialisasi dalam dermatologi klinis dan kosmetik, dr Gurveen Waraich:
1. Orang dewasa tidak terkena jerawat
Dokter Waraich menepis anggapan bahwa jerawat hanya urusan remaja. Kenyataannya, banyak orang justru baru mengalami jerawat untuk pertama kalinya saat mereka memasuki usia dewasa, meskipun masa remaja mereka bebas dari masalah kulit ini.
"Saya berusia 35 tahun. Saya tidak pernah berjerawat di masa remaja saya. Mengapa saya mengalaminya sekarang? Apa yang Anda derita disebut sebagai adult onset acne (jerawat onset dewasa) yang sebenarnya terlihat setelah usia 25 tahun," kata dia dikutip dari laman Hindustan Times pada Jumat (3/10/2025). Fakta ini menegaskan bahwa faktor hormonal dan lingkungan yang kompleks tetap memengaruhi kulit di usia matang.
2. Jerawat hanya terjadi pada kulit berminyak
Mitos populer lain adalah bahwa hanya mereka yang memiliki kulit berminyak yang rentan terhadap jerawat. Meskipun benar bahwa jerawat lebih sering terjadi pada jenis kulit berminyak, dr Waraich menekankan bahwa hal tersebut tidak eksklusif.
Jerawat dewasa dapat menyerang semua jenis kulit. "Faktanya, jerawat onset dewasa terlihat dalam frekuensi yang sama untuk jenis kulit berminyak dan kulit kering," kata dia.
3. Makan makanan sehat akan menyembuhkan jerawat
Ini adalah mitos yang paling sering disalahpahami. Dokter Waraich mengklarifikasi bahwa menghentikan konsumsi makanan cepat saji tidak serta merta akan menghilangkan jerawat. Ia membedakan antara agen penyebab (causative) dan agen pemicu (aggravating). Meskipun beberapa komponen dalam makanan seperti gula dan produk susu memang dapat memperparah kondisi jerawat yang sudah ada, komponen tersebut bukanlah akar penyebabnya.
"Apa yang Anda makan bukanlah penyebab jerawat Anda. Ya, itu bisa menjadi faktor pemicu seperti gula dan produk susu, tetapi bukan penyebab," kata dia. Penyebab utama jerawat tetaplah genetik, hormonal, dan respons peradangan kulit.
4. Riasan (makeup) menyebabkan jerawat
Riasan sering kali menjadi kambing hitam utama di balik munculnya jerawat. Namun, menurut dr Waraich, riasan itu sendiri bukanlah penyebabnya. Pemicu sebenarnya adalah kegagalan dalam membersihkan riasan tersebut dengan benar. Ketika riasan tidak dibersihkan secara tuntas, sisa-sisa produk dapat menyumbat pori-pori dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri penyebab jerawat (P acnes) untuk berkembang biak, yang akhirnya memperburuk kondisi kulit. Oleh karena itu, penting untuk berfokus pada teknik pembersihan yang tepat setelah menggunakan riasan.
5. Jerawat wajar pada masa remaja
Meskipun sangat umum terjadi selama masa remaja, dr Waraich memperingatkan agar jerawat tidak dianggap sebagai hal yang "normal" dan tidak perlu diobati. Pandangan bahwa jerawat akan hilang dengan sendirinya adalah pandangan yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan permanen.
"Tidak, jerawat itu umum di masa remaja, bukan normal. Anda harus mengobatinya untuk mencegah bekas luka permanen," ujarnya.
Intervensi dan perawatan yang tepat sejak dini sangat krusial untuk mencegah timbulnya bopeng atau bekas jerawat yang bersifat permanen, yang jauh lebih sulit dan mahal untuk diobati di kemudian hari. Dengan demikian, dr Waraich mendorong kesadaran bahwa jerawat, di usia berapa pun, membutuhkan perhatian medis yang sesuai.
View this post on Instagram