REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi traumatis sering membuat seseorang menjauh atau mengisolasi diri. Namun terkadang, hal itu juga dapat mendekatkan mereka dalam ikatan trauma, hubungan tidak sehat antara pelaku dan korbannya.
“Ini menggambarkan ikatan atau hubungan dengan pelaku yang menyebabkan trauma dalam hidup kita,” kata seorang konselor klinis yang berspesialisasi dalam trauma, Cecile Tucker, dilansir laman USA Today, Jumat (10/3/2023) waktu setempat.
Misalnya dalam hubungan yang kasar atau toxic, seseorang mungkin menjadi terhubung, memahami, atau bahkan menjadi defensif terhadap orang yang berbuat hal itu pada mereka. Untuk menyembuhkan dari hubungan yang kasar atau toxic, penting untuk mengenali apa itu ikatan trauma.
Dalam hubungan yang berkaitan dengan ikatan trauma, saat-saat kesusahan dan devaluasi sering kali disandingkan dengan ingatan positif atau intim yang terputus-putus sehingga sulit untuk meninggalkan situasi toxic tersebut. Korban akan mencoba untuk merasionalisasi atau membenarkan hal buruk yang mereka alami sehingga membentuk keterikatan emosional dengan pelakunya.