Ahad 19 Mar 2023 15:51 WIB

Trauma Akibat Hubungan Toxic, Apa Tandanya dan Bagaimana Mengatasinya?

Ada tanda-tanda umum bahwa seseorang terjebak dalam ikatan trauma.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Perempuan mengalami trauma (ilustrasi). Anda sebaiknya mengenali tanda-tanda mengalami trauma akibat hubungan toxic dan cara mengatasinya.
Foto: Republika
Perempuan mengalami trauma (ilustrasi). Anda sebaiknya mengenali tanda-tanda mengalami trauma akibat hubungan toxic dan cara mengatasinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi traumatis sering membuat seseorang menjauh atau mengisolasi diri. Namun terkadang, hal itu juga dapat mendekatkan mereka dalam ikatan trauma, hubungan tidak sehat antara pelaku dan korbannya.

“Ini menggambarkan ikatan atau hubungan dengan pelaku yang menyebabkan trauma dalam hidup kita,” kata seorang konselor klinis yang berspesialisasi dalam trauma, Cecile Tucker, dilansir laman USA Today, Jumat (10/3/2023) waktu setempat.

Baca Juga

Misalnya dalam hubungan yang kasar atau toxic, seseorang mungkin menjadi terhubung, memahami, atau bahkan menjadi defensif terhadap orang yang berbuat hal itu pada mereka. Untuk menyembuhkan dari hubungan yang kasar atau toxic, penting untuk mengenali apa itu ikatan trauma.

Dalam hubungan yang berkaitan dengan ikatan trauma, saat-saat kesusahan dan devaluasi sering kali disandingkan dengan ingatan positif atau intim yang terputus-putus sehingga sulit untuk meninggalkan situasi toxic tersebut. Korban akan mencoba untuk merasionalisasi atau membenarkan hal buruk yang mereka alami sehingga membentuk keterikatan emosional dengan pelakunya.

“Ikatan trauma adalah saat Anda menghubungkan dan mengasosiasikan pelaku trauma atau kekerasan dengan cinta,” kata Tucker. 

Meskipun umumnya mengacu pada hubungan romantis, ikatan trauma dapat muncul dalam dinamika apa pun dengan ketidakseimbangan kekuatan. Ikatan trauma juga bisa terjadi dalam kondisi seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan anak, pelecehan narsistik, penculikan, perdagangan manusia, hingga pemujaan berlebih. 

Tanda-tanda umum bahwa seseorang terjebak dalam ikatan trauma meliputi:

- Ketergantungan pada pelaku

- Bertahan, atau membuat alasan kepada orang lain untuk pelaku

- Rasionalisasi atau membenarkan perilaku pelaku

- Mengisolasi diri dari teman dan keluarga melalui manipulasi dan gaslighting

- Menyalahkan diri sendiri atau percaya bahwa pelecehan itu adalah kesalahan mereka sendiri

Tidak semua orang yang mengalami pelecehan akan mengembangkan ikatan trauma. Namun Tucker mengatakan, itu bisa menjadi cara maladaptif bagi otak seseorang untuk menangani atau bertahan dari trauma. Dia memperingatkan, terlalu lama berada dalam situasi toxic dan traumatis dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan mental dalam jangka panjang. Ini termasuk peningkatan risiko PTSD, kecemasan, penggunaan narkoba, dan depresi.

Membebaskan diri dari ikatan trauma bisa menjadi proses yang sulit selama puluhan tahun. National Domestic Violence Hotline (NDVH) Amerika Serikat memberikan beberapa saran kepada mereka yang masih berjuang terlepas dari hal itu:

1. Jangan mengompromikan kebenaran untuk janji-janji semu

“Artinya, Anda harus jujur pada diri sendiri tentang perilaku pasangan terhadap Anda telah memengaruhi Anda pada masa lalu, saat ini, dan mungkin kemudian hari, tanpa mengabaikan kenyataan ini,” kata NDVH.

2. Waspada dan akui apa yang sedang dialami

Anda perlu mengingatkan diri sendiri dan merenungkan dampaknya.

3. Hindari self-talk negatif

Rangkul pembenaran diri yang positif dengan mengelilingi diri Anda dengan sistem pendukung yang kuat. “Cobalah sesuatu seperti: 'Saya pintar, karena saya mengambil langkah untuk menyelamatkan masa depan saya saat ini',” kata NDVH.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement