REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter gigi spesialis prostodonsia Inge Paramitha mengingatkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin. Ini penting untuk mendeteksi gigi berlubang sedini mungkin.
Sebaiknya, menurut drg Inge, masyarakt tidak menunggu sampai sampai gigi terasa sakit untuk memeriksakan gigi. Sebab, kondisi gigi berlubang tak melulu ditandai dengan munculnya rasa nyeri terlebih dahulu.
"Sayangnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa giginya sudah berlubang dan baru melakukan pemeriksaan ke dokter gigi saat sudah mengalami rasa sakit," kata dokter gigi lulusan Universitas Indonesia (UI) itu di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Menurut drg Inge, pemeriksaan gigi yang terlambat disebabkan karena orang tersebut tidak menyadari bahwa giginya berlubang dan baru menyadari ada gigi yang berlubang ketika merasakan ada sisa makanan yang terselip di area gigi. Padahal, gigi berlubang bisa dideteksi sebelum hal tersebut terjadi.
Pemeriksaan kondisi gigi sebaiknya dilakukan secara rutin setidaknya enam bulan sekali walaupun pasien tidak merasa sakit. Dengan pengobatan sejak dini, menurut Inge, maka rasa sakit yang akan muncul pun lebih sedikit dan harga perawatan tidak akan mahal dibanding saat gigi berlubang sudah kondisi parah.
Ketika Gigi Berlubang Lama Dibiarkan
Dokter gigi Ary Agustanti menyebut lubang kecil yang ada di gigi memang tidak menimbulkan gejala sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Akan tetapi, masalah dapat menjadi semakin serius jika gigi berlubang terus dibiarkan dan tidak ditangani.
Dikhawatirkan, lubang akan semakin dalam, bahkan hingga mengenai saraf gigi. Kalau dibiarkan lagi, infeksinya akan menjalar ke gusi sehingga terjadi penumpukan nanah (abses).
"Kalau abses ini dibiarkan, dari gusi dia juga akan bisa menginfeksi bagian tubuh lain, misalnya masuk ke sinus atau mungkin rongga lain yang juga ada di sekitar area mulut," kata drg Ary yang juga merupakan lulusan UI.