BOYANESIA -- Pulau Bawean adalah pulau wisata yang memiliki keindahan alam mempesona. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih kurang, sampah masih banyak ditemukan di berbagai tempat, di pantai maupun di sungai Bawean.
Pertambahan penduduk dan meningkatnya pola konsumsi masyarakat merupakan faktor utama yang menyebabkan laju produksi sampah terus meningkat. Karena itu, warga Bawean perlu dilatih untuk mengelola sampah.
Pengelolaan sampah ini penting dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Karena itu, baru-baru ini Anggota DPRD Gresik Dapil Bawean Musa bersama Mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan Bank Sampah Gemes menggelar pelatihan pengolahan sampah sistem Eko-Enzim di Pulau Bawean.
Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3:1:10.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 17-19 Maret 2023 dan digelar dua desa di Pulau Bawean, yaitu Desa Gelam Kecamatan Tambak, dan Desa Lebak Kecamatan Sangkapura. Pelatih ini diikuti oleh para pemuda beserta kalangan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
“Pelatihan ini menjadi pembekalan bagi masyarakat, agar sampah bisa diolah dan dimanfaatkan,” ujar Musa dalam keterangannya, Rabu (21/3/2023).
Dalam kegiatan tersebut, warga Bawean juga diberikan pelatihan pengolahan sampah organik maupun non-organik. Mahasiswa dan Bank Sampah Gemes juga memberikan pelatihan Ecoprint, pemanfaatan sampah untuk bercocok tanam, dan aneka keterampilan dengan pemanfaatan sisa sampah.
“Ke depan, kerjasama ini bisa dilakukan tindak lanjut oleh para kader PKK di masing-masing desa. Mengingat persoalan sampah juga menjadi prioritas pemberdayaan di desa,” ucap Musa.
Salah satu mahasiswa Bawean yang mengikuti kegiatan tersebut, M Kurnia Sandi mengatakan, ia bersama para belasan mahasiswa lainnya turut belajar dalam pelatihan yang berlangsung. Ia bersama teman-temannya juga mengunjungi beberapa Bank Sampah di beberapa desa di Pulau Bawean, termasuk di Desa Lebak dan Gelam.
“Kita juga mengunjungi UMKM air mineral di Desa Grejeg, melihat penanaman di Desa Diponggo, dan membersihkan sampah di Pulau Cena Desa Telukjatidawang,” kata Sandi.
Baca juga:
Cuaca Ekstrem Bawean: Banjir Longsor, Hingga Jembatan Putus
Pulau Bawean Dilanda Banjir dan Longsor Hingga Tanah Bergerak
Dilanda Banjir dan Longsor, Warga Bawean Gotong Royong