REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin (27/3/2023) merosot di tengah situasi moneter Amerika Serikat (AS) yang masih belum stabil.
Rupiah pada Senin ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 15.163 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.153 per dolar AS.
"Situasi moneter AS yang masih belum stabil membuat The Fed berpeluang untuk menahan kenaikan nilai suku bunga," kata analis ICDX Revandra Aritama.
Revandra mengatakan, sentimen tersebut muncul menyusul kewaspadaan AS terhadap kondisi likuiditas bank di Amerika Serikat setelah kejadian yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan beberapa bank lain.
Namun, inflasi AS masih tinggi jauh dari target The Fed dan kondisi ekonomi AS juga masih tumbuh sehingga The Fed dinilai masih memiliki ruang untuk menaikkan nilai suku bunga. Ia menuturkan pasar masih menunggu data ekonomi lanjutan dan laporan dampak krisis keuangan yang menerpa AS.
"Jika dampaknya tidak besar, ada peluang The Fed untuk lanjut menaikkan nilai suku bunga," tuturnya.
Rupiah pada pagi hari dibuka menurun ke posisi Rp 15.188 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.160 per dolar AS hingga Rp 15.192 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp 15.174 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp 15.189 per dolar AS.