3. Atur waktu mengonsumsi obat
Bitargil menyatakan risiko serius yang mengancam jiwa dapat muncul jika pasien dengan risiko kardiovaskular berpuasa tanpa berkonsultasi dengan dokter. Ia menekankan pentingnya mengatur waktu pengobatan dan konsumsi obat-obatan dengan dokter.
“Terutama mereka yang perlu menggunakan antikoagulan, (jika mereka) berhenti mengkonsumsi pengencer darah atau mulai tidak menggunakannya, mereka mungkin menghadapi konsekuensi parah dari risiko stroke hingga kehilangan nyawa,” kata Bitargil.
4. Hati-hati saat berolahraga
Pasien kardiovaskular yang ingin melakukan aktivitas fisik selama Ramadhan harus mempertimbangkan beberapa hal. Karena aktivitas fisik yang dilakukan pada waktu yang salah dapat semakin menambah beban jantung, sehingga mengalami dehidrasi parah bahkan pingsan dan serangan jantung.
“Pilihlah olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 30 hingga 40 menit, dan dilakukan dua jam setelah berbuka atau di malam hari, tanpa terlalu memaksakan diri dan jika diizinkan oleh dokter,” kata Bitargil.
5. Tidur yang cukup
Bitargil menekankan tidur yang cukup selama Ramadhan sangat penting terkait dengan mekanisme pengambilan keputusan yang benar dari otak dan fungsi kognitif, seperti ingatan dan pemikiran logis.
“Tidak cukup tidur juga akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah, mudah tersinggung di siang hari, melampiaskan amarah, sakit kepala, dan beban stres yang lebih tinggi. Ini secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, tidur setidaknya empat jam tanpa gangguan di malam hari setelah berbuka puasa dan sebelum sahur, tidur beberapa jam lagi setelah sahur dan tidur siang sebentar selama 20 menit di siang hari akan lebih bermanfaat,” kata Bitargil.