MAGENTA -- Pertama kalinya dalam sejarah, seorang Muslim keturunan Pakistan Humza Yousaf (37 tahun) menjabat sebagai Menteri Pertama Skotlandia yang baru. ia menjadi Muslim pertama dan orang kulit berwarna pertama yang memimpin pemerintahan semi-otonom Partai Nasional Skotlandia (SNP).
Dia juga menjadi Muslim pertama yang memimpin sebuah negara di Eropa Barat. Dia memenangkan pemilihan kepemimpinan SNP pada Senin dan menggantikan Nicola Sturgeon sebagai pemimpin tertinggi Skotlandia.
“Saya akan menjadi Menteri Pertama untuk seluruh Skotlandia. Saya akan bekerja setiap menit setiap hari untuk mendapatkan dan mendapatkan kembali rasa hormat dan kepercayaan Anda,” kata Yousaf dalam pidato penerimaannya, dilansir di TRT World, Selasa (28/3/2023).
Yousuf akan dilantik pada Rabu, kurang dari enam bulan setelah Rishi Sunak, keturunan India, menjadi perdana menteri Inggris. “Dari Punjab ke parlemen kami, ini adalah perjalanan untuk generasi kami,” kata Yousaf dalam pidato kemenangannya kepada anggota partai dan para pengikutnya di ibu kota Skotlandia, Edinburgh, merujuk pada akarnya di Asia Selatan.
Yousaf telah menjadi anggota progresif partainya dan aktif terlibat dalam politik nasional, yang terkadang membuat pandangannya ditentang di dalam partai. Yousaf tidak jauh dari politik karena keluarganya dekat dengan perkembangan domestik dan internasional Skotlandia.
Setelah mendapatkan gelar dari Universitas Glasgow untuk politik, Yousaf bekerja sebagai peneliti SNP. Dia kemudian bekerja untuk beberapa organisasi politik sebelum terpilih menjadi anggota Parlemen Skotlandia pada 2011.
Dia pertama kali menjadi anggota partai dan secara bertahap menaiki tangga politik untuk melayani sebagai menteri transportasi, keadilan, dan kesehatan di bawah kepemimpinan Sturgeon. Daily Trust menulis pada 2012, Yousaf menjadi orang termuda, dan yang pertama dari latar belakang etnis minoritas, yang diangkat sebagai pejabat pemerintah Skotlandia ketika ia menjabat sebagai Menteri Eropa dan Pembangunan Internasional pada usia 26 tahun.
Dia dikritik oleh lawan atas penanganannya terhadap pandemi Covid yang menewaskan lebih dari 16.400 orang di Skotlandia sejak Maret 2020. Sebelum pemilu, Yousaf diincar oleh lawannya karena terlalu lokal, fokus pada politik identitas dan tidak cukup pada isu kebijakan negara. Namun, dia membantah kritik tersebut dan menggarisbawahi dia berkomitmen memajukan kebijakan yang menguntungkan semua warga terlepas dari latar belakang mereka.
Yousaf lahir dan besar di Glasgow dalam keluarga kelas pekerja. Ia bersekolah di sekolah lokal sebelum mendapatkan gelar politik dari Universitas Glasgow. Ayahnya adalah seorang pengurus komunitas dan ibunya adalah seorang guru.
Karier politik Yousaf ditandai dengan komitmen terhadap keadilan sosial dan kesetaraan. Dia telah menjadi advokat yang kuat untuk hak-hak minoritas dan telah berbicara menentang rasisme dan diskriminasi.
Penunjukan Yousaf menuai pujian dan kritik. Banyak yang memuji dia karena perannya yang luar biasa sebagai orang kulit berwarna pertama dan Muslim yang memegang posisi teratas. Namun, yang lain mempertanyakan kualifikasi dan pengalamannya, dan beberapa mengkritik dukungannya untuk kemerdekaan Skotlandia.
Keluarga Yousaf dilaporkan menghadapi diskriminasi di negara tersebut. Dalam kasus yang sangat dipublikasikan, istrinya Nadia El-Nakla mengajukan tuntutan hukum terhadap sebuah taman kanak-kanak di sebuah sekolah karena menolak memberikan tempat kepada putri mereka yang berusia dua tahun karena nama non-Baratnya. Kasus tersebut kemudian dibatalkan setelah sekolah setuju membuat beberapa perubahan aturan penerimaannya.
Pemilihan bersejarah ini telah dilihat sebagai tanda kemajuan dan bukti keragaman dan inklusivitas masyarakat Skotlandia.