REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia menjalankan puasa yang mengharuskan menahan dari semua makanan dan minuman dari fajar hingga senja.
Agar sisa-sisa makanan setelah sahur di mulut hilang, muslim dahulu biasa menggunakan siwak sebagai pembersih gigi. Siwak yang berbentuk ranting digunakan banyak muslim di siang hari untuk menjaga kesegaran, kebersihan mulut dan untuk melindungi kesehatan gigi secara keseluruhan. Dalam tradisi Islam, menggunakan siwak adalah sunnah Nabi Muhammad (saw) yang terkenal.
Berbagai hadits mendokumentasikan status tinggi dan signifikansi siwak. Abu Hurairah pernah meriwayatkan bahwa Nabi berkata, “Kalau bukan (karena takut) membebani umatku, aku akan memerintahkan mereka untuk (sikat gigi dengan) Siwak di setiap Shalat.” (Sahih Muslim).
Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Siwak adalah sarana untuk menyucikan mulut dan menyenangkan Rabb.” (nasai)
Abu Hurairah lebih jauh meriwayatkan bahwa Nabi bersabda pada suatu hari Jumat, “Wahai umat Muslim! Allah telah menjadikan hari ini sebagai Idul Fitri untukmu, jadi mandilah dan gosok gigimu dengan siwak.” (Tabarani, Majma'uz-Zawaid)
Di Arab Saudi, miswak biasanya bersumber dari pohon Salvadora persica L., yang dikenal sebagai arak dalam bahasa Arab. Varietas ini juga ditemukan di Sudan, Mesir, dan Chad. Pohon palem atau zaitun yang rasanya pahit juga digunakan untuk siwak. Pohon Mimba adalah pilihan populer di Asia Selatan.
Miswak dapat bersumber dari berbagai pohon kecuali yang diketahui menyebabkan kerusakan, seperti pohon delima dan murad. Pohon arak juga berkontribusi terhadap kelestarian dan pelestarian lingkungan.
Di berbagai bagian wilayah Arab, pohon arak berasal dari daerah gersang dan menanamnya mengurangi penggurunan di mana hanya sedikit yang mampu tumbuh. Ini juga membantu komunitas lokal di seluruh Timur Tengah untuk mengembangkan pendapatan yang berkelanjutan sambil melestarikan bagian penting dari warisan budaya dan agama mereka.
Miswak bahkan telah mendapat pengakuan di luar wilayah Arab. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan penggunaan siwak untuk kebersihan mulut pada tahun 1986 dan 2000.
Sekarang ada bukti ilmiah yang meningkat bahwa siwak memiliki khasiat obat dan membantu melawan plak, resesi gusi, kerusakan gigi, gusi berdarah, dan kantong periodontal yang dalam.
"Proses pengunyahan tongkat yang berulang kali melepaskan getah segar dan silika (mineral keras yang mengilap), yang berfungsi sebagai bahan abrasif untuk menghilangkan noda,” catat sebuah penelitian yang dilakukan oleh panel dokter gigi di Universitas King Saud.
Studi tersebut mengidentifikasi 19 zat alami yang ditemukan dalam siwak yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Ini mengandung antiseptik alami yang membunuh mikroorganisme berbahaya di mulut, asam tanat yang melindungi gusi dari penyakit, dan minyak aromatik yang meningkatkan air liur.
Para peneliti juga mencatat bahwa bulu siwak sejajar dengan pegangan daripada tegak lurus, oleh karena itu dapat menjangkau area yang sering gagal dijangkau oleh sikat gigi konvensional.
Mohammed bin Zahid, seorang dokter gigi, mengatakan bahwa siwak adalah sikat gigi alami yang bermanfaat menciptakan wewangian di mulut dan mempertajam ingatan.
Penjualan siwak meningkat tiga kali lipat di Arab Saudi selama Ramadhan karena orang memilih teknik kebersihan tradisional. Menjelang Ramadhan, setiap toko memastikan siwak tersedia untuk pembeli dan sering ditempatkan di meja kasir.
“Saya mengharapkan penjualan meningkat selama Ramadhan hingga hampir 300 persen," ujar Abdullah Al-Otaibi, seorang penjual siwak di Riyadh.
Bilal, seorang penjual siwak di dekat sebuah masjid di distrik Al-Wazarat di Riyadh, mengatakan bahwa keuntungan hariannya selama Ramadan berkisar antara 50 riyal hingga 200 riyal.
Untuk menggunakan siwak, cukup kunyah sekitar satu sentimeter ranting di salah satu ujungnya lalu lanjutkan mengunyahnya hingga lunak dan membentuk bulu. Pelunakan dapat dipercepat dengan mencelupkan ujungnya ke dalam air untuk memisahkan serat. Setelah bulunya terbentuk, siwak dapat digunakan seperti sikat gigi biasa, tanpa pasta.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2279191/saudi-arabia