REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengajak seluruh orang tua untuk membawa anak balitanya menjalani imunisasi polio. Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran pertama sudah berjalan sejak Senin (3/4/2023).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, imunisasi polio ini sangat penting sebagai upaya pencegahan. Apabila anak terpapar virus polio, kata dia, bisa mengalami lumpuh layu dan jika tidak segera ditangani berpotensi menjadi lumpuh permanen.
Virus polio pun disebut sangat menular dan tergolong cepat penyebarannya. “Vaksinasi polio ini kan sudah sering dilakukan. Saat ini merupakan penguat dari imunisasi yang sudah dilakukan. Jadi, yang sudah vaksinasi lengkap, kalau masih 0-59 bulan, tetap harus datang,” ujar Uus, Selasa (4/4/2023).
Uus mengatakan, Dinkes Kota Tasikmalaya mengantisipasi adanya masyarakat yang tak mau anaknya menjalani imunisasi polio. Untuk itu, kata dia, upaya edukasi digencarkan, termasuk penyuluhan lewat media sosial.
Dinkes juga akan melibatkan berbagai pihak agar semua masyarakat dapat mendukung imunisasi polio untuk anak. “Kami juga akan melibatkan tenaga pendidik, tokoh agama, untuk bisa mengampanyekan imunisasi polio karena ini waktunya sangat mepet, harus cepat,” kata Uus.
Uus menjelaskan, berdasarkan data estimasi dari pemerintah pusat, ada 51.298 anak usia 0-59 bulan di Kota Tasikmalaya yang menjadi sasaran Sub-PIN Polio. Namun, berdasarkan data di lapangan, baru sekitar 47.871 anak yang terverifikasi. “Ini kami sedang mencocokkan data tersebut dengan data riil di lapangan. Kami terus sesuaikan,” ujar Uus.
Sub-PIN Polio dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dimulai sejak 3 April 2023 hingga sepekan ke depan. Sementara putaran kedua akan dimulai pada 15 Mei 2023.
Dinkes Kota Tasikmalaya menugaskan 519 petugas imunisasi, dibantu kader yang jumlahnya sekitar 1.775 orang, untuk pelaksanaan Sub-PIN Polio. Diharapkan cakupan imunisasi polio massal ini bisa melebihi target.
“Kami punya pengalaman imunisasi di tahun sebelumnya. Alhamdulillah, capaiannya selalu bagus. Mudah-mudahan sekarang kami bisa di atas 97 persen,” kata Uus.
Uus meminta masyarakat tidak khawatir anaknya menjalani imunisasi polio. Berdasarkan pelaksanaan Sub-PIN Polio di Aceh, kata dia, tidak ada kasus anak yang mengalami kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berat.
Namun, mengantisipasi hal itu, Uus mengatakan, pihaknya telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) KIPI. “Meski sangat jarang KIPI terjadi saat imunisasi polio, kewaspadaan tetap akan dijaga. Kalau ada KIPI, pemerintah akan tanggung pembiayaannya. Kami jamin vaksin ini aman dan halal,” kata Uus.