Rabu 05 Apr 2023 10:56 WIB

Para Kuli di Batavia pun Bisa Belanja Berlebih Selama Ramadhan, Termasuk Belanja Pakaian dan Beras

Selama Ramadhan, upah kuli dinaikkan, sehingga para kuli bisa berbelanja lebih untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan mereka. Termasuk untuk menambah belanja pakaian dan beras.

Rep: oohya! I demi Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /oohya! I demi Indonesia
.

Para kuli panggul di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Dulu, para kuli menerima upah lebih selama Ramadhan, sehingga bisa belanja berlebih untuk kebutunan Ramadhan (foto: thoudy badai/republika).
Para kuli panggul di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Dulu, para kuli menerima upah lebih selama Ramadhan, sehingga bisa belanja berlebih untuk kebutunan Ramadhan (foto: thoudy badai/republika).

Di luar bulan puasa, belanja pakaian menempati urutan kelima di kalangan kuli di Batavia pada 1930-an. Tetapi, selama bulan puasa, kata HMJ Hart, direktur Biro Pusat Statistik Hindia Belanda, “Belanja pakaian menunjukkan peningkatan menjelang Lebaran.”

Hart menyatakan hal itu di laporan “Survei Kondisi Kehidupan Kuli yang Dipekerjakan di Batavia pada 1937”. Empat kebutuhan bulanan para kuli sebelum belanja pakaian adalah pangan, air, sewa rumah, peralatan rumah tangga.

Survei saat itu dilakukan terhadap para kuli yang memiliki upah minimal 30 sen per hari hingga lebih dari satu gulden per hari. Selama di Batavia, mereka menyewa pondok sebesar 1,25 gulden hingga 1,75 gulden per bulan. Tentu tidak mereka tanggung sendirian. Mereka berbagi beban dengan kuli lain untuk tinggal bersama, sehingga ongkos sewa terasa lebih ringan.

Lebih separuh kuli tinggal di pondok yang sederhana. Pondok dibuat dari bambu dan daun palem dengan sedikit kayu. Mereka yang tinggal di pondok jenis ini adalah kuli berpenghasilan rendah. Hanya sedikit kuli yang sanggup menyewa rumah petak dengan atap permanen.

Rinciannya, dari 202 kuli yang disurvei, 110 kuli tinggal di rumah pondok. Ada 23 kuli di rumah petak. Sebanyak 40 orang tinggal di rumah bersama keluarga. Ada pula yang tinggal di rumah yang sediakan pemerintah kota, yaitu 15 orang. Sebanyak 14 orang lagi tinggal menumpang.

Tak hanya belanja pakaian yang meningkat selama Ramadhan, belanja makanan pun juga meningkat. Selama bulan puasa itu mereka berbelanja daging, ikan, telur lebih banyak dari bulan-bulan lainnya. Belanja beras juga meningkat, selain juga belanja jajanan, mercon/kembang api, tembakau, dan minyak.

Sebenarnya, beras merupakan makanan lezat yang mahal, yang di bulan-bulan lain tidak mereka beli. Di bulan-bulan lain, para kuli itu memilih membeli jagung, singkong, dan sedikit kentang. Kentang menjadi cadangan bagi mereka untuk menikmati makanan lezat. Meskipun upah mereka kecil, ternyata mereka tak hanya mementingkan diri sendiri. Mereka juga menyisihkan anggaran untuk zakat, sedekah, dan bantuan untuk kerabat.

Sebelum tiba bulan Ramadhan, para kuli di Batavia itu mereka menerima upah 8,07 gulden hingga 31,83 per bulan. Upah yang mereka dapat meningkat selama bulan puasa, totalnya 10,27 gulden hingga 35,88 gulden dalam sebulan.

Namun, upah yang mereka terima pada bulan berikutnya berkurang menjadi 5,95 gulden hingga 21,73 gulden. Penyebabnya, sehari sebelum Lebaran mereka menerima upah melebihi hari kerja mereka daripada biasanya. Hari kerja tambahan itu diambilkan dari hari kerja setelah Lebaran. Akibatnya, upah yang mereka terima di bulan setelah Lebaran menjadi berkurang.

Begitu rupanya para kuli itu dulu mendapat “tunjangan hari raya”. Diitung sebagai utang hari kerja bulan berikutnya.

Priyantono Oemar

sumber : https://oohya.republika.co.id/posts/209449/para-kuli-di-batavia-pun-bisa-belanja-berlebih-selama-ramadhan-termasuk-belanja-pakaian-dan-beras
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement