REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikat gigi perlu diganti secara teratur. Hal ini untuk memastikan keefektifan sikat gigi dan mampu mencegah kerusakan gigi, penyakit gusi, dan bau mulut.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan. Dokter gigi di Macleod Trail Dental, Jennifer Silver, mengatakan seiring berjalannya waktu, bulu sikat gigi akan berubah menjadi usang, aus, dan kurang efektif dalam menghilangkan plak dan bakteri dari gigi dan gusi.
Jika tidak mengganti sikat gigi atau kepala sikat gigi elektronik setiap tiga bulan atau lebih, hal itu dapat berdampak besar pada kesehatan gigi. Berikut beberapa hal yang mungkin terjadi jika Anda tidak mematuhi panduan dari pakar, seperti dikutip Best Life, Rabu (5/4/2023):
1. Tidak menghilangkan plak
Menurut dokter gigi dan pendiri dari Hales Parker Dentistry Tyler Hales, sikat gigi yang lebih tua cenderung tidak menghilangkan plak. Ini karena bulunya mulai mengembang dan berjumbai, membuatnya lebih sulit untuk menghilangkan plak.
Plak adalah lapisan tipis dan tidak berwarna yang terbentuk di gigi saat bakteri di mulut bercampur dengan makanan yang Anda makan. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan gigi berlubang dan radang gusi.
2. Alami penumpukan karang gigi
Ketika plak menempel di gigi Anda selama beberapa waktu, itu dapat bercampur dengan mineral dalam air liur dan mengeras menjadi karang gigi. Ini akan jauh lebih sulit untuk dihilangkan.
Karena bulu sikat yang aus kurang efektif untuk menghilangkan plak, Hales memperingatkan Anda lebih mungkin mengalami penumpukan karang gigi jika tidak cukup sering mengganti sikat gigi. Plak dan karang gigi dapat merusak kesehatan gigi yang menyebabkan bau mulut, penyakit gusi, dan erosi enamel.
3. Ekspos gigi ke lebih banyak bakteri
“Sekitar tiga bulan adalah saat bulu mulai mengembang dan melemah, dan bakteri mulai menumpuk di sikat gigi," kata dokter gigi dan rekonstruktif di Bloom Dental Group, Lior Tamir.
Menurut Hales dan Silver, ini berarti setiap kali Anda menyikat, Anda memasukkan kembali bakteri ke dalam mulut Anda yang dapat menyebabkan kerusakan gigi atau infeksi gusi.
4. Alami kerusakan gusi dan kepekaan
Jangan heran jika Anda mulai merasakan nyeri di sekitar gusi atau melihat sedikit darah di wastafel setelah menyikat jika Anda sudah lama tidak mengganti sikat gigi. Dengan asumsi Anda menyikat gigi dua kali sehari, sikat gigi Anda kemungkinan besar akan rusak parah pada tanda tiga bulan. Akibatnya, akan jauh lebih keras pada gusi Anda.
"Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang compang-camping bisa terlalu abrasif pada gusi, menyebabkannya menjadi merah, bengkak, dan berdarah," ujar Silver.