Senin 10 Apr 2023 17:36 WIB

Satu Prajurit Gugur Saat Kontak Tembak TNI-KKB Usai Penawaran Diplomasi Pembebasan Pilot

Sebelumnya KKB menawarkan jalan diplomasi untuk pembebasan pilot Susi Air.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengabarkan satu prajuritnya yang gugur saat kontak tembak dengan kelompok separatisme bersenjata di Papua. Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman menyampaikan, satu anggota militer yang meninggal dunia tersebut atas nama Sertu Robertus Simbolon anggota Satgas YPR 305/Tengkorak.

Kolonel Herman menerangkan, Sertu Robertus gugur setelah mendapat tembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Tembakan tersebut terjadi setelah personel Satgas YPR 305/Tengkorak mendapatkan penyerangan dari gerombolan bersenjata di Kampung Titigi, di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, pada Ahad (9/4/2023) waktu setempat.

Baca Juga

“Bahwa benar kejadian kontak senjata dengan KST (Kelompok Separatisme Terorisme) tersebut, mengakibatkan Sertu Robertus Simbolon tertembak dan meninggal dunia,” ujar Kolonel Herman kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (10/4/2023).

Kolonel Herman menyampaikan, saat ini jenazah Sertu Robertus sudah diterbangkan ke Timika untuk diserahkan kepada keluarga. Sedangkan otoritas TNI di Papua Tengah memastikan situasi yang tetap aman setelah terjadi kontak senjata pada Ahad (9/4/2023).

Namun begitu dikatakan Kolonel Herman, TNI melakukan gelar kesiagaan pasukan mengantisipasi adanya serangan-serangan susulan yang dilakukan kelompok bersenjata prokemerdekaan Papua tersebut. “Situasi di Sugapa tetap kondusif. TNI hanya melaksanakan siaga untuk mengantisipasi serangan gerombolan KST,” tegas Kolonel Herman.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengaku bertanggungjawab atas serangan yang dilakukan sayap militernya di Kampung Titigi, Sugapa tersebut. Sebby mengaku, serangan yang dilakukan kelompoknya terhadap pasukan militer Indonesia, pada Ahad (9/3/2023) sore waktu setempat dilakukan dalam dua kali penyerangan di lokasi yang berbeda.

Serangan pertama dikatakan Sebby, menewaskan satu anggota TNI, dan melukai tiga TNI lainnya. Menurut Sebby melanjutkan, serangan pertama itu dilakukan di bawah komando Undius Kogeya di Titigi, Sugapa. Adapun serangan kedua, dilakukan di Distrik Yal di Kabupaten Nduga di Papua Pegunungan dikomandoi oleh Egianus Kogeya.

“Pasukan TPNPB telah melakukan serang terhadap pos militer Indonesia pada hari yang sama dan di tempat yang berbeda. Dan ini adalah perang pembebasan nasional, dan perang lawan pasukan  militer dan polisi Indonesia untuk Papua merdeka,” kata Sebby dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (10/4/2023).

Penyerangan yang dilakukan kelompok bersenjata prokemerdekaan Papua tersebut berselang satu hari setelah TPNPB-OPM, mengumumkan kesiapannya untuk memulangkan sandera pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Mark Marthen ke pemerintah Indonesia. Pemulangan sandera berkebangsaan Selandia Baru itu, dikatakan Sebby akan dilakukan melalui jalur negosasi dan diplomasi antara TPNPB-OPM dengan TNI maupun Polri.

Sebagai imbalan dari pemulangan sandera Kapten Philips tersebut, Sebby menegaskan agar pihak TNI dan Polri menghentikan operasi militer di Nduga. “Kami sampaikan kepada pemerintah Indonesia, dengan pimpinan TNI dan Polri, untuk segera hentikan operasi militer di Ndugama. Dan kami akan fokus untuk membebaskan sandera (Kapten Philips) melalui proses negosiasi, dan diplomatik damai,” kata Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran video yang diterima Republika.co.id, Sabtu (8/4/2023).

Sebby tak memberikan informasi tentang kapan pelaksanaan negosiasi untuk membebaskan Kapten Philips tersebut akan dilakukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement