Rabu 12 Apr 2023 13:52 WIB

Nelayan Kupang Berharap Ekspor Ikan Langsung dari NTT

Ekspor ikan dilakukan dari Surabaya atau Bali sehingga tak ada ekspor dari NTT.

Nelayan Larantuka memancing ikan Cakalang di perairan Flores, NTT. Nelayan di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mengharapkan ekspor belasan ton ikan berbagai jenis yang ditangkap mereka dari wilayah perairan NTT dapat diekspor langsung dari NTT.
Foto: Prayogi/Republika
Nelayan Larantuka memancing ikan Cakalang di perairan Flores, NTT. Nelayan di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mengharapkan ekspor belasan ton ikan berbagai jenis yang ditangkap mereka dari wilayah perairan NTT dapat diekspor langsung dari NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Nelayan di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mengharapkan ekspor belasan ton ikan berbagai jenis yang ditangkap mereka dari wilayah perairan NTT dapat diekspor langsung dari NTT.

"Selama ini ekspor ikan asal NTT dilakukan dari Surabaya atau Bali sehingga akhirnya tercatat tak ada ekspor dari NTT," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab Sidin saat ditemui di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tenau, Kupang, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, selama ini prosesnya saat kapal nelayan tiba di TPI, sejumlah ikan baik ikan kerapu dan cakalang langsung dibeli oleh pengusaha asal Bali dari salah satu perusahaan asal Bali dan Surabaya. Setelah dikumpulkan oleh pengusaha, baik ikan kerapu dan cakalang langsung dikirim menggunakan kontainer menuju Surabaya atau Bali.

"Setibanya di Bali atau Surabaya kontainer berisi ikan itu langsung diekspor keluar negeri dan ikan-ikan asal NTT itu disebut sebagai ikan dari Surabaya atau Bali," ujar dia.

Wahab mengatakan, setiap kapal nelayan yang menangkap ikan kerapu, sekali tangkap bisa mengumpulkan satu ton ikan. Saat ini ada kurang lebih 20 kapal ikan kerapu yang beroperasi di wilayah Kota Kupang.

Sehingga, kata dia, jika kapal-kapal itu tiba serentak usai menangkap ikan maka akan ada 20 ton ikan kerapu yang dikirim dari Kupang. Demikian juga dengan ikan cakalang.

Hasto Doro seorang nelayan ikan kerapu di Kota Kupang, mengaku dampak dari tidak adanya proses ekspor langsung ikan dari Kupang, membuat Kota Kupang jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat untuk perbaikan-perbaikan fasilitas pendukung untuk kapal nelayan. "Buktinya dermaga ini, saat bencana seroja 2021, tidak ada yang perbaiki dermaga ini, sehingga kami pun urunan untuk beli tanah dan dan semen untuk membuat dermaga darurat," ujar dia.

Hal ini, ujar dia, karena pelaksanaan ekspor tidak langsung dari Kupang, sehingga tidak tercatat di Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).

Sementara itu ekspor ikan Kerapu hidup pernah dilakukan Pemprov NTT pada tahun 2022 ke Hong Kong dengan jumlah 20 ton. Ekspor itu sudah dilakukan sebanyak dua kali.

"Provinsi NTT merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat melimpah, setelah Pemerintah Provinsi NTT mengoptimalkan pengelolaan potensi pengembangan usaha budidaya ikan kerapu ternyata hasilnya sangat luar biasa," kata Gubernur NTT Viktor B Laiskodat.

Dia berharap para nelayan di NTT terus mengembangkan usaha ikan kerapu hidup sehingga kebutuhan ikan segar yang diminta para pelaku usaha dari Hong Kong setiap bulan mencapai puluhan ton bisa terpenuhi.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement