Kamis 13 Apr 2023 08:10 WIB

Begini Rekayasa Lalin Kawasan Malioboro Jelang Hingga Setelah Lebaran

Rekayasa dilakukan bertujuan mengurangi volume kendaraan di kawasan wisata itu.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kemacetan kendaraan di Jalan Malioboro, Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kemacetan kendaraan di Jalan Malioboro, Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rekayasa lalu lintas (lalin) akan diterapkan di kawasan Malioboro Yogyakarta dan sekitarnya saat menjelang hingga setelah Lebaran 2023. Hal ini dilakukan untuk memecah kepadatan arus yang masuk di kawasan tersebut.

Kasatlantas Polresta Yogyakarta, Kompol Maryanto mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta maupun Dishub DIY terkait rekayasa lalin ini, yang mana akan dilakukan mulai H-3 hingga H+3 Lebaran. Saat ini, memang belum terjadi kemacetan parah, namun Kota Yogyakarta rawan akan kemacetan, terutama di tiap momen Lebaran, sehingga perlu dilakukannya rekayasa lalin.

"Rekayasa lalin di Kota Yogyakarta dalam rangka pengamanan Lebaran 2023, khususnya daerah rawan kepadatan arus lalu lintas. Kita istilahkan di Kota Yogyakarta ini belum terjadi kemacetan, tapi rawan akan kepadatan lalin yang sering terjadi di Tugu dan Malioboro, dan juga seputaran Titik Nol," kata Maryanto di Resto Bumbu Desa, Kota Yogyakarta, Rabu (12/4/2023) malam.

Ia menyebut, selama rekayasa lalin ini, jalur untuk kendaraan akan dibuka di Malioboro yang biasanya pada jam tertentu ditutup untuk kendaraan. Pembukaan jalur ini dilakukan untuk memberikan akses kepada pengunjung dan mengurangi volume kendaraan di Malioboro dan sekitarnya, termasuk di sirip-sirip Malioboro.

"Setiap hari yang dilaksanakan car free night itu ditiadakan, jadi Malioboro akan tetap kita buka untuk memberikan akses kepada pengunjung menikmati kawasan Malioboro, dan juga mengurangi volume kendaraan yang ada di seputaran kawasan Malioboro dan di jalan-jalan siripnya. Baik di Jalan Pasar Kembang, Jalan Bhayangkara, kemudian Jalan Mataram, sehingga arus lalin bisa berjalan dengan lancar," ujarnya.

Maryanto menjelaskan, saat situasi arus lalin normal di Malioboro, kendaraaan bisa masuk dari tiga ruas jalan yang ada di kawasan tersebut. Baik dari Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali (ABA), dan juga Jalan Margo Utomo.

Namun, jika volume kendaraan meningkat, maka arus lalin yang dari arah utara yakni ABA dan Margo Utomo maupun dari timur yakni Kridosono tidak bisa masuk ke Jalan Malioboro. Dengan begitu, sepanjang Jalan ABA dipasang barikade.

"Tetapi sifatnya buka tutup, kalau situasi arus lalin normal maka akan kita buka untuk bisa masuk ke Malioboro. jika dalam situasi tersebut masih terjadi kepadatan dan antrean (kendaraan) yang cukup panjang, maka arus lalin yang dari Margo Utomo kita alihkan dari simpang tiga Kleringan Atas dan Kleringan Bawah diarahkan ke timur untuk memutar di Kridosono," jelas Maryanto.

"Hal ini kita lakukan untuk mengurangi volume kendaraan yang sudah terlanjur masuk ke Jalan Malioboro. Kemudian yang dari arah Mataram (atau) dari arah selatan ketika arus lalin disana juga padat, maka akan kita kurangi untuk yang dari arah selatan, kita arahkan ke Kridosono," lanjutnya.

Sementara itu, untuk jalan di sirip-sirip Malioboro, pihaknya juga sudah bersepakat dengan Dishub Kota Yogyakarta dan DIY bahwa untuk di Jalan Pajeksan yang biasanya tidak boleh masuk ke arah timur, pada Lebaran nanti akan diperbolehkan kendaraan. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus lalin yang ada di Jalan Beskalan.

Selain itu, di Titik Nol juga akan dilakukan rekayasa lalin dengan mengarahkan kendaraan yang dari arah Jalan KH Ahmad Dahlan ke kiri melalui simpang tiga BKO, jika terjadi kepadatan arus lalin di Titik Nol. Dengan begitu, dari simpang tiga BKO hingga dengan Titik Nol akan bebas dari kendaraan untuk yang mengarah ke barat.

"Sehingga, kepadatan yang dari arah Jalan Jenderal Ahmad Yani ataupun ke Malioboro bisa langsung kita tarik ke arah kanan ataupun ke kiri, ataupun dia lurus menuju ke arah Reraton," kata Maryanto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement